“Kok
Dewa-dewa orang Hindu cacat dan abnormal sih? Ada yang bertangan
empat, ada yang berkepala gajah dan ada juga yang bermata tiga.”
Pertanyaan ini sangat sering diutarakan pada saya disaat teman debat
saya mungkin sudah merasa kepepet dan kehabisan amunisi kali ya?
Saya
tidak serta merta menjelaskan dengan sloka-sloka Veda ataupun mencoba
dengan logika, tetapi saya balik bertanya ke mereka; “Malaikat-malaikat dalam agamamu kok punya sayap sih? Itu abnormal juga ya?”
Sering
kali dengan pertanyaan balik ini saja sudah mematahkan pandangan
mereka dan membuat mereka tidak berkutik lagi. Meski demikian dalam
artikel ini saya akan mencoba memberikan gambaran kenapa dewa-dewa ada
yang berpenampilan tidak seperti manusia normal.
Yang pertama yang harus kita kondisikan adalah mindset
yang kita gunakan untuk menilai sesuatu. Jangankan jauh-jauh menilai
para Dewa, Malaikat atau mahluk lain, dalam menilai sesama manusia saja
anda tidak bisa menggunakan standar mindset anda untuk menilai orang
lain. Andaikan anda adalah seorang perokok yang hobi sepak bola. Maka
anda akan mengatakan bahwa merokok itu sangat nikmat. Lebih baik tidak
makan satu hari dari pada tidak dikasi rokok, apa lagi merokok sambil
menonton liga Inggris…. Wah betapa nikmatnya! Akan tetapi jika
pandangan anda ini anda terapkan ke saya yang tidak merokok dan tidak
hobi sepak bola tentunya akan menjadi masalah besar. Saya bahagia
dengan surfing di Internet atau keliling naik motor besar, tetapi
sangat menderita jikalau teman di sebelah saya merokok dan asapnya
memenuhi ruangan. Satu contoh lagi, mungkin sebagain besar dari kita,
yang cowok sangat senang melihat gadis-gadis asia (cina, korea, jepang)
yang kulitnya kuning keputihan, bodinya semampai, tapi apa anda tahu
ternyata sebagian besar orang bule tidak menganggap orang asia cantik?
Seorang pejabat Amerika Serikat pernah melontarkan kritikan dalam
rangka mencibir seorang pejabat asia bahwa wanita-wanita cina sangat
buruk rupa, payudaranya kecil dan sama sekali tidak menarik. Berbeda
jauh dengan gadis-gadis amerika dan eropa. Hanya karena hal seperti ini
akhirnya pejabat yang bersangkutan di kecam oleh Cina. Sekarang kita
beralih ke mahluk hidup lain. Kelabang memiliki banyak kaki, apakah
kelabang itu cacat? Tidak bukan?
Veda menjelaskan terdapat 6.400.000 jenis kehidupan, sebagaimana tertuang dalam padma purana;
Krmayo rudra-sankhyakah paksinam dasa-laksanam
Trimsal-laksani pasavah catur-laksani manusah
Artinya:
Terdapat
8.400.000 bentuk kehidupan. 900.000 bentuk kehidupan dalam air;
2.000.000 bentuk pohon dan tumbuhan; kemudian terdapat 1.100.000
spesies burung. Akhirnya terdapat 3.000.000 spesies binatang buas dan
400.000 spesies manusia.
Sebagaimana gambaran alam semesta yang sudah saya buat dalam sebuah poster yang dapat anda download dalam
website ini, kehidupan tidak hanya ada di bumi, bumi hanyalah bagian
kecil dari satu alam semesta kita yang maha luas. Dan alam semesta kita
ternyata hanyalah salah satu dari jutaan alam semesta yang lain. Jika
dalam spesies manusia yang hidup di bumi saja sudah sangat berbeda,
bagaimana dengan spesies manusia di planet-planet yang lain? Jin dan
gendruwo juga salah satu dari 400.000 spesies manusia. Kenapa mereka
begitu berbeda? Bagaimana dengan alien yang digambarkan berkepala besar
dan bertangan panjang sampai selutut? Bagaimana dengan malaikat/ dewa
yang hidup di planet lain dengan parameter lingkungan yang berbeda?
Wajarkah jika mereka dikarunia oleh Tuhan badan dengan jenis yang
berbeda dari yang di Bumi?
Serangan yang tidak kalah gencarnya ke Hindu adalah “Kenapa Tuhan Hindu porno dengan memperlihatkan auratnya?”.
Lagi-lagi pertanyaan konyol. Sebenarnya yang porno itu adalah otak si
penanya, kenapa? Sesuatu dapat dikatakan prono tergantung dari mana
orang memandangnya. Orang pedalaman kalimantan dan irian hanya
mengenakan penutup kemaluan dalam berinteraksi dengan orang lain, meski
demikian mereka tidak melakukan kejahatan pemerkosaan. Tetapi kenapa
orang-orang Arab yang hanya melihat wanita berkerudung full yang
kebetulan tersingkap penutup betisnya saja sudah membuat pria
bersangkutan tidak bisa mengendalikan diri dan akhirnya terjadi
pemerkosaan? Disinilah harus kita akui bahwasanya pengendalian diri
sebagaian masyarakat manusia sudah sangat buruk. Sebagian dari kita
lebih suka menyalahkan orang lain, mengkambing hitamkan setan untuk
menutupi kesalahan akibat nafsu kita sendiri.
Anda
tidak bisa menyamakan kondisi anda dengan mahluk hidup yang lain. Jika
anda ingin mengerti tentang mereka, rubahlah mindset anda dan lihatlah
permasalahan itu dengan menggunakan kaca mata yang sesuai sehingga
hasil yang anda peroleh adalah objektif.
Jadi
orang yang menuduh dewa-dewa Hindu abnormal adalah orang-orang bodoh
yang pengetahuannya perlu di up-grade dan mindset-nya perlu di buka
lebar agar tidak selalu menilai sesuatu dengan kaca mata pemahamannya
saja. Tidak serta merta menyalahkan agama yang lain hanya dengan
mengacu pada “kebenaran” yang disampaikan oleh ajaran agamanya.
No comments:
Post a Comment