Internet
pertama kali masuk ke jaringan telelepon atau PSTN (Public Service
Telephone Network) di Indonesia pada tahun 1989. Teknologi pertama yang
digunakan pada saat itu adalah Dial-Up. Teknologi
ini menggunakan sambungan kabel telepon sebagai jaringan penghubung
antara pengguna (users) dengan Penyedia Layanan Internat atau ISP
(Internet Service Provider). Namun dalam penggunaannya, Dial-up memiliki
beberapa kekurangan, terutama rendahnya kecepatan dalam mengakses
Internet, terlebih di jam-jam tertentu yang merupakan waktu sibuk.
Kecepatan maksimum yang dapat diperoleh adalah 18 Kbps. Dengan kecepatan
seperti itu maka penggunaan internet cenderung pada kegiatan pencarian
data berbasis teks (Text-Mode) saja ketimbamg mode grafik atau gambar
(Graphics-Mode). Kekurangan lainnya adalah kita tidak dapat menggunakan
kegiatan bertelepon saat saluran digunakan berinternet, tingginya
tingkat gangguan derau atau noise bila saluran telepon sedang digunakan
berinternet, dan sistem penghitungan Dial-up yang masih berdasarkan waktu (time-based) dan masih dirasakan sangat mahal.
Pada
tahun 2006 PT.Telekomunikasi Indonesia Tbk (PT.Telkom) mengaplikasikan
teknologi jaringan ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line) pada
jaringan teleponnya dan memasarkannya dengan label Telkom Speedy. ADSL
adalah jenis teknologi akses internet melalui kabel tembaga saluran
telepon yang sama digunakan oleh teknologi Dial-up. Kelebihannya ADSL
yang pada awalnya hanya dapat mendukung akses data hingga 1 Mbps, kini
dengan perkembangannya dapat mendukung pengiriman akses data dari 1,5
Mbps hingga 9 Mbps saat menerima data (Down-stream rate) dan dari 16
Kbps hingga 640 Kbps saat mengirim data (Up-stream rate). Hingga kini
teknologi ADSL sangat populer penggunaannya seluruh dunia sebagai
teknologi jaringan Internet Broadband. Tentunya sangat jauh jika
dibanding dengan teknologi sebelumnya yaitu Dial-up. Dengan kecepatan
seperti itu kegiatan berselancar tidak hanya pada data berbasis teks,
tetapi juga grafik dan gambar, juga multimedia (teks, grafik, gambar
diam/bergerak, dan suara).
Perkembangan
selanjutnya yang terjadi adalah bahwa akses Internet kini tidak hanya
melalui kabel (wire) saja tetapi juga melalui jaringan non-kabel
(wireless) yang disalurkan melalui gelombang elektromagnetik seperti
Wifi (Wireless Fidelity) seperti Hotspot, Access Point, Point to Point,
Direct Satellite dsb, juga melalui Jaringan GSM dan CDMA yang sifatnya
lebih bergerak (mobile) fleksibel sehingga kita dapat mengakses Internet
di manapun dan kapanpun, baik dalam keadaan diam (fixed, stationer)
maupun bergerak (mobile). Akses data teknologi Wireless kini dapat
mencapai hingga 12 Mbps hingga 80 Mbps (HSDPA, HSUPA) dan kedepan bila
LTE dan Wimax diaplikasaikan di jaringan Wireless di Indonesia maka
kecepatanya bisa mencapai hingga 150Mbps dalam keadaan bergerak (mobile)
dan 200 Mbps dalam keadaan diam (fixed, stationer).
Teknologi ADSL
ADSL
(Asymmetric Digital Subscriber Line) adalah teknologi akses Internet
menggunakan kabel tembaga, sering disebut juga sebagai teknologi
suntikan atau (Injection Technology)
yang membantu kabel telepon biasa dalam menghantarkan data yang tadinya
hanya dalam kecapatan rendah menjadi lebih cepat dan dalam jumlah
besar. Hal ini dimungkinkan berkat adanya sebuah perangkat yang disebut DSLAM (DSL Acces Multiplexter).
Untuk mencapai tingkat kecepatan yang tinggi, ADSL menggunakan skema
modulasi yang cukup rumit untuk memasukkan data ke dalam kabel tembaga.
Sering dikenal dengan sebutan Last-mile Technology karena
teknologi ini hanya digunakan untuk koneksi dari STO (Sentral Telepon
Otomat) ke perumahan dan perkantoran, bukan di antara sentral-sentral
telepon.
Dikatakan
asimetris karena arus data yang dikirim dan diterima tidak sama.
Frekuensi sinyal yang digunakan berkisar antara 25 KHz sampai 1 MHz.
Dengan cara seperti itu maka ADSL dapat mendukung pengiriman akses data
dari 1,5 Mbps hingga 9 Mbps saat menerima data (Down-stream rate) dan
dari 16 Kbps hingga 640 Kbps saat mengirim data (Up-stream rate). Dengan
teknologi seperti diuraikan di atas dan dengan kecepatan downstream
inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan penggunaan
internet untuk rumah tangga. Karena kalangan rumah tangga umumnya lebih
banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti
mendownload data, gambar, musik, ataupun video.
Keunggulan
lainnya dibanding teknologi Dial-up ialah bahwa ADSL tidak mengganggu
penggunaan telepon yang ada. Jadi walaupun kita memasang ADSL di rumah,
tepelon rumah tetap bisa digunakan secara silmultan dengan ADSL tanpa
terganggu sedikitpun. Hal ini dimungkinkan karena telepon bekerja pada
frekuensi sub-audio 20 KHz ke bawah sedangkan frekuensi signal ADSL
adalah 25 KHz hingga 1 MHz.
Perkenalan
masyarakat Indonesia dengan teknologi jaringan internet ADSL dimulai
pada tahun 2006 saat PT.Telkom yang merupakan perusahaan pengatur
jaringan telepon nasional memperkenalkan program yang disebut sebagai
Telkom Speedy, yaitu jaringan khusus dari PT.Telkom untuk penggunaan
Internet bagi kalangan rumah tangga, perkantoran, industri kecil dan
menengah, dsb.
Beragam
paket ditawarkan berdasarkan kuota volume data atau bulanan, limited
atau unlimited dsb, yang berdampak pada tarif. Semakin besar kuota
volume data semakin mahal tarifnya. Demikian juga pada paket unlimited
bulanan tetap saja ada kuota vome data sehingga jika melenihi volume
data yang menjadi kuotanya akan dikenakan tambahan biaya untuk setia
Megabyte-nya.
Modem ADSL
Modem
kependekan dari Modulator dan Demodulator, adalah perangkat yang
digunakan untuk menghubungkan komputer atau router ke saluran telepon,
untuk menggunakan layanan ADSL. Seperti jenis modem lainnya, modem ADSL
merupakan transceiver (transmitter-receiver) yang berfungsi untuk mengirim dan menerima data. Disebut juga dengan DSL Transceiver atau ATU-R.
Beberapa
jenis modem ADSL juga dapat mengelola dan membagi sambungan dari
layanan ADSL untuk beberapa komputer. Dalam hal ini, modem ADSL
berfungsi sebagai router atau residential gateway. Blok di dalam ADSL
router ada yang bertugas dalam proses framing, sementara blok lainnya
melakukan Asynchronous Transfer Mode Segmentation and Reassembly, IEEE
802.1D bridging dan atau IP routing. Antarmuka yang umum ditemui pada
ADSL modem adalah Ethernet dan USB. Meskipun modem ADSL bekerja dalam
modus bridge dan tidak membutuhkan IP address publik, modem ADSL tetap
disertai IP address untuk fungsi managemen yang bisa diakses melalui alamat IP. 192.168.1.1.
Fungsi-fungsi yang terdapat pada sebuah modem ADSL antara lain:
· Power Supply: berisi sebuah penurun tegangan (transformer) dan rangkaian filter DC seperti kapasitor.
· Koneksi untuk komunikasi data dengan komputer berupa antarmuka Ethernet, USB atau PCI.
· DSL digital data pump : berfungsi dalam penyaluran dan penerimaan data dari saluran telepon A/DSL.
· DSL analog chip and line driver : sebagai antarmuka rangkaian digital pada modem termasuk microcontroller dengan saluran telepon A/DSL.
· Microcontroller
: bertugas menangani pengkodean, protokol, pengukuran kualitas saluran,
routing, firewall, autentikasi dan fungsi-fungsi lain pada router.
· Filter : berfungsi melewatkan frekuensi-frekuensi yang digunakan dan menekan frekuensi lainnya termasuk noise.
Selain memberikan koneksi ke layanan ADSL, beberapa jenis modem juga mempunyai fungsi-fungsi tambahan lainnya seperti:
· Dukungan pada ADSL2 atau ADSL2+
· Fungsi sebagai Router termasuk di dalamnya NAT (Network Address Translation) untuk membagi koneksi satu buah IP address (IPv4).
· Sebagai Wireless Access Point 802.11b, 802.11g atau 802.11n.
· Fungsi switch yang terintegrasi.
· Layanan Virtual Private Network.
· Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) server.
· Dynamic DNS (Domain Name System) clients.
· Layanan Voice over IP termasuk Quality of Service untuk menjamin kualitas data pada aplikasi voice.
Pada
umumnya modem ADSL mempunyai firmware tertentu sebagai bawaannya dari
pabrik pembuatnya. Firmware ini biasanya dapat di-upgrade untuk
meningkatkan tambahan kemampuan atau perbaikan-perbaikan terhadap adanya
kesalahan kecil seperti bug. Hal ini dapat dilakukan melalui jaringan
atau melalui antarmuka komunikasi serial. Firmware alternatif seperti OpenWrt dapat juga dipasang pada banyak modem dan menambahkan beberapa fungsionalitas yang tidak dapat pada firmware asli. Misalnya VPN, QoS, IPv6 native and tunneling, menaikkan daya pada WAP, DNS dan fungsi-fungsi lain yang disediakan pada lingkungan Linux.
Kekurangan Teknologi ADSL
Selain
keunggulan-keunggulan seperti telah dibahas sebelumnya, ADSL juga
memiliki kekurangan yang melekat pada jaringan infrastrukturnya. Adapun
kekurangan-kekurangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jarak antara Modem ke STO
Kecepatan
akses data sangat diperngaruhi oleh jarak antara rumah pengguna dengan
Sentral Telepon Otomatis (STO). Jadi semakin jauh rumah pengguna dengan
STO maka semakin lambat kecepatan akses datanya.
2. Jarak Modem ke Komputer
Kecapatan
akses data juga dipengaruhi oleh jarak antara Modem ADSL dengan
komputer masing-masing pengguna pada penggunaan multi-user.
3. Tidak Kompatibel dengan beragam OS
Tidak kompatibel dengan sumua OS (Operating Systems). Operating Systems yang dapat digunakan hanya Windows dan Linux.
4. Pengaruh Load-Coil
Adanya
Load coils yang dipakai untuk memberikan layanan telepon ke
daerah-daerah tertentu menurut pembagian kerejanya. Load-Coils adalah
peralatan induksi yang berfungsi menggeser frekuensi pembawa ke atas.
Sayangnya alat ini juga terkadang menggeser frekuensi suara (Voice
Frequency: 0 - 20 KHz) ke frekuensi yang biasa digunakan ADSL (25 KHz - 1
MHz), sehingga mengakibatkan terjadinya interferensi dan ketidak
cocokkan kanal untuk ADSL dan berdampak pada seringnya terjadi kesalahan
(error) pada data.
5. Pengaruh Bridged Tap
Adanya
Bridged Tap, yaitu bagian saluran kabel yang tidak berada pada jalur
yang langsung antara pelanggan dan Sentral Telepon. Bridged Tap ini
dapat menimbulkan derau (noise) yang mengganggu kinerja ADSL yang juga
berdampak pada kesalahan data.
6. Pengaruh Rugi-rugi pada Kabel Telepon
Transmisi
ADSL menggunakan saluran kabel telepon yang biasa digunakan untuk jasa
telepon (PSTN). Di Indonesia kabel telepon pada umumnya dipasang di atas
permuakaan tanah dengan menggunakan tiang-tiang telepon dari Sentral
Telepon Otomat menuju rumah-rumah pelanggannya, walaupun memang sebagian
kecil sudah ditanam di dalam tanah. Gangguan akan terjadi pada kabel
ini jika kabel kena air hujan, kena benang layang-layang, dan kena
ranting dan daun sebuah pohon, atau benda lainnya. Ini akan menyebabkan
meningkatnya rugi-rugi daya pada kabel sehingga mengurangi laju data
dari STO ke palanggan. Demikian juga gangguan yang terjadi pada kabel
bawah tanah, misalnya sering terkena banjir, sehingga mengabkibatkan
konduktivitas kabel berkurang dan berdampak pula pada kecepatan laju
data yang disalurkannya.
Jadi
sebelum memutuskan untuk memilih jasa layanan ADSL sebagai sarana akses
ke Internet, tidak ada salahnya mempertimbangkan kembali faktor-faktor
yang berpengaruh pada kualitas layanan ADSL seperti telah diuraikan di
atas. Walau bagaimanapun hal ini penting karena berdampak secara
signifikan pada laju akses data dan kestabilan koneksi internet yang
akhir-akhir ini banyak dikeluhkan oleh para penggunanya.
Semoga bermanfaat dan tetap semangat.
Salam.. :)
No comments:
Post a Comment