Om
Swastyastu..
Hai Tulisan
di blog ini aku persembahkan untuk teman-temanku yang beragama Hindu. Banyak
anak-anak Hindu yang merasa minder dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh teman-temannya yang berbeda agama terlebih lagi memojokkannya yang membuat
meraka bingung untuk menjawab. Tulisan ini diambil dari Buku yang berjudul
“Hindu Menjawab “ oleh Ngakan Made Madrasutra yang diterbit Media Hindu, saya
senang dengan hadirnya buku ini bukunya menarik juga pembahasannya
seperti sebuah percakapan sehari-hari juga berisikan sejarah. Saya tulis disini
hanya sekedar sebagai penambah wawasan kita
mengenai pertanyaan seputar Hindu.
Demikian sekilas isi
dari buku tersebut :
1. Tuhan adalah Dewa?
2. Setan, musuh yang tak dapat dikalahkan
Tuhan atau sekutunya?
3. Kasta?
4. Kafir dan penyembah berhala?
5. Agama bumi dan agama langit?
6. Tiga jenis agama?
7. Manusia pertama?
8. Pralaya, bukan kiamat
9. Sorga dan neraka?
10. Karma dan reinkarnasi?
11. Yang terakhir yang paling sempurna?
12. Maharsi, bukan Nabi
13. Anubhava, bukan wahyu
14. Mengapa agama Hindu berbeda-beda?
15. Hindu membelakangi dunia?
16. Mengapa jarang membaca weda?
17. Agama Damai dan agama kekerasan
18. Hindu dan Ilmu pengetahuan
19. Pembakaran mayat, puasa dan ziarah
20. Sajen untuk makanan Tuhan?
21. Kembang dan menyan untuk setan?
Oke kita bahas dari
no 1 hingga no. 21
1 . Tuhan adalah
Dewa?
Teman (T) : Orang Hindu menyembah banyak Dewa, ya
? Hindu Politeis.
Anak Hindu (AH)
: Di dalam Weda ada
kalimat terkenal yang menyatakan sbb: “Ekam Sat Vipra Bahuda Vadanti, “ artinya
“ Tuhan itu satu, tetapi orang bijaksana (para maharsi) menyebutkan dengan
berbagai nama. Pernyataan di dalam Weda ini sudah ada jauh sebelum lahirnya
agama Kristen dan Islam.
(T) : Jadi Hindu juga menganut monoteisme?
(AH) : TIDAK!! Monoteisme adalah paham
tentang satu Tuhan yang memiliki bentuk dan sifat seperti manusia, antara lain
cemburu, benci, marah dan dendam dan bermukim jauh di sorga atau di langit
ketujuh. Sedangkan Tuhan di dalam pengertian Hindu, ada di mana-mana, di dalam
dan diluar ciptaan. Wyapi wyapaka.
(T) : Jadi Tuhan ada di dalam bumi, di
dalam pohon-pohon, dan manusia? Bagaimana bisa? Bukankah itu menyekutukan Tuhan?
(AH) : Tuhan di dalam paham Hindu, adalah maha ada,
Mahatakterbatas. Artinya dia ada di mana-mana, keberadan manusia, pohon-pohon,
batu-batuan dan lain-lain, tidak dapat membatasi atas menghalangi keberadaan
Tuhan.
(T) : Kok bisaa?
(AH) : Tuhan itu bersifat rohani, bukan jasmani atau materi
seperti manusia atau alam. Di dalam kitab suci Hindu diandaikan Tuhan seperti
api yang ada di dalam setiap kayu yang terbakar. Atau seperti lisitrik yang
menghidupkan dan menggerakkan semua alat-alat elektronik yang ada di dalam
materi?
(T) : Bila Tuhan ada di dalam ciptaan,
apakah dia tidak kotor, karena ada di dalam ,materi?
(AH) : Mutiara sekalipun diletakkan di tempat
sampah atau dilumpur, tetap saja mutiara. Matahari menerangi semua tempat,
termasuk tempat kotor, tidak dipengaruhi oleh kekotoran tempat itu. Apalagi
Tuhan yang menciptakan dan lebih suci dari matahari itu.
(T) : Tapi kan monoteisme lebih baik?
(AH) : Kata siapa? Tuhan monoteisme kan
berpihak pada satu kelompok pemeluk agama saja. Tuhan menurut agama Hindu tidak
berpihak. Karna dia ada dimana-mana, ada dalam setiap ciptaan, tidak mungkin dia hanya menjadi TUhan bagi
sekelompok orang apalagi memusuhi kelompok lainnya. Tuhan menurut agama Hindu,
adalah Tuhan bagi seluruh alam semesta, seluruh manusia yang dia ciptakan.
Kalau dia hanya menjadi Tuhan untuk satu kelompok orang, mengapa dia
menciptakan seluruh manusia? Monoteisme bukanlah Tuhan bagi seluruh manusia.
Monotheisme mirip kepala suku. Karena hanya kepala suku yang berpihak kepada
sekelompok orang, sukunya, dan memiliki musuh. Sementara Tuhan alam semesta
pasti tidak memiliki musuh
.
(T) : Bila bukan
monoteisme lalu paham ketuhanan-mu disebut apa?
(AH) : Paham ketuhanan Hindu ini dalam
istilah filsafat Barat disebut panteisme. Pan artinya semuanya, teis artinya
Tuhan. Jadi panteisme artinya Tuhan yang satu itu adalah semuanya. Satu menjadi
banyak. Monoteisme dengan Tuhan pemcemburu yang hanya berpihak kepada satu
kelompok orang sering menimbulkan konflik dan perang.
(T) : Lalu Dewa itu apa?
(AH)
: Kata
Dewa dalam bahasa Sansekerta memiliki banyak arti. * Antara lain “ yang memberi”.
Tuhan adalah Dewa karena dia member seluruh dunia.Orang terpelajar yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada sesame manusia adalah Dewa (Vidvamso hi
devah). MAtahari, bulan dan bintang-bintang di langit adalah para Dewa karena
merekkan member I cahaya kepada semua ciptaan. Ayah dan Ibu dan pembimbing
spiritual adalah juga para Dewa. Bahkan seorang tamu juga adalah Dewa. Maka
Dewa kemudian berarti cahaya. Kalau diandaikan matahari adalah
Tuhan sinarnya yang tak terhitung jumlahnya itu adalah para Dewa. Jadi para
Dewa itu sebenarnya adalah nama-nama Tuhan di dalam fungsinya yang terbatas.
Misalnya Brahma adalah nama TUhan dalam fungsinya sebagai pencipta. Wisnu
adalah nama Tuhan dalam fungsinya sebagai pemelihara. Dan Siwa adalah nama
Tuhan dalam fungsinya sebaga pemrelina.
(T) : Siva itu Dewa perusak ya?
(AH) : Bukan perusak tapi pemrelina. Semua
yg ada di dunia ini tunduk pd hokum alam yang dlm agama Hindu disebut “RTA”,
yaitu, hukum, tumbuh, tambah, musnah. Atau lahir tumbuh berkembang menjadi tua
lalu mati. Manusia, binatang, dan tumbuhan mengalami hal itu. Jika isi alam ini
semuanya hanya lahir berkembang dan tidak pernah mati, pastilah ala mini akan
penuh. Dan karena itu tidak ada ciptaan baru. Nah proses kematian itulah yang
disebut prelina. Contoh lain, perhiasaan lama yg dibuat dari emas dilebur, emas
itu dibentuk menjadi perhiasaan baru. Proses peleburan itu disebut jg prelina,
itulah fungsi Siva.
Hindu menjawab (Tuhan orang Hindu banyak? )
Pertanyaan
yang sangat sering saya dengar dari teman-teman saya selama berada di
luar Bali adalah; Kamu memuja dewa siapa? Dewa itu lebih perkasa
dan lebih hebat dari dewa yang lain ya?
Pertanyaan
menggelitik tapi juga tidak dapat disalahkan begitu saja karena memang
pada kenyataannya dalam filsafat Vedanta dikenal dengan adanya 33 juta
dewa. Wooow…. Banyak banget ya?
Mungkin
anda sebagai umat Hindu juga belum mengetahui tentang hal ini. Mungkin
anda selama ini menjelaskan bahwa dewa-dewa itu adalah nama lain dari
Tuhan sesuai dengan tugas yang diemban beliau saat itu. Orang tua dan
guru kita selama ini menjelaskan dengan sangat meyakinkan sekali kalau
Tuhan disebut Siva saat beliau menjalankan Tugasnya sebagai pelebur,
disebut Brahma saat beliau menjalankan tugasnya sebagai pencipta,
sebagai Visnu saat menjalankan tugasnya sebagai pemelihara. Apakah benar
seperti itu? Adakah sloka-sloka Veda yang mendukung
pernyataan-pernyataan indah tersebut?
Jadi
ada baiknya kita mengkaji lebih dalam dan mengambil sisi positif dari
pertanyaan umat lain yang memojokkan tentang banyaknya “Tuhan” yang
dipuja umat Hindu.
Mari kita tengok dan pelajari sekali lagi sloka demi sloka yang berkenaan dengan dewa dan Tuhan.
1. Rg.Veda X. 129.6 “Setelah diciptakan alam semesta dijadikanlah Dewa-dewa itu“
Dalam ayat ini dinyatakan bahwa dewa-dewa diciptakan setelah alam semesta material tercipta
2. Manawa Dharmasastra 1. 22 “Tuhan yang menciptakan tingkatan Dewa-Dewa yang memiliki sifat hidup dan sifat gerak“
3. Bagavad gita 9,23 “Orang orang yang menyembah dewa dewa dg
penuh keyakinan sesungguhnya hanya menyembahku, tetapi mereka
melakukannya dengan cara yang keliru , hai putra Kunti“
4. Bhagavad gita 9.25 ” Orang yang menyembah dewa-dewa
akan dilahirkan di antara para dewa, oang yang menyembah leluhur akan
pergi ke planet leluhur, orang yang menyembah hantu dan roh halus akan
dilahirkan di tengah-tengah mahluk-mahluk seperti itu dan orang yang
menyembah-Ku akan hidup bersama-Ku“
Dari sloka ini dapat kita simpulkan bahwa dewa berasal dari
Tuhan. Dewa adalah manifestasi yang mengemban misi-misi /
tugas tertentu.
Jika kita cermati cara sembahyang umat Hindu khususnya di Bali, maka dibedakan menjadi beberapa macam;
1. Mencakupkan tangan yang diletakkan di atas ubun-ubun untuk memuja Tuhan
2. Mencakupkan tangan di depan kening untuk menghormati para dewa dan leluhur
3. Mencakupkan tangan di depan dada dan mengucapkan om swastiastu sebagai tanda hormat terhadap sesama manusia (greeting)
4. Mencakupkan
tangan di dada tapi dengan ujung jari menghadap ke bawah untuk
penghormatan pada buta kala/magluk halus yang biasanya diterapkan pada
saat upacara pecaruan.
Jadi dari sini sudah sangat jelas bahwa leluhur kita sudah
mengajarkan bahwa Hindu memuja 1 Tuhan, menghormati para dewa, leluhur
serta semua mahluk hidup ciptaan Tuhan
Ingat walaupun kita sering disebut makhluk yang mulia sudah memiliki
sabda, bayu dan idep tetapi kita tidak boleh bertinggi hati, kita
hidup ini berdampingan dengan dengan Tuhan, sesama manusia dan alam,
kita tidak mungkin bisa hidup sendiri bukan? makannya sering dalam
Hindu di Bali mengenal Tri Hita Karana. Ap itu Tri Hita
Karana ?
Konsep Tri Hita Karana
Tri hita karana adalah
tiga sumber yang mendatangkan keselamatan atau kebaikan (Ragam Istilah
Hindu, Tim Bali Age, 2011:) yakni hubungan baik antara manusia dengan
Tuhan (parahyangan), antara manusia dengan manusia (pawongan), antara
manusia dengan lingkungan (palemahan). Perpaduan ketiga aspek
keseimbangan merupakan sistem keharmonisan hidup (lahir dan
batin). Tri hita karana didasarkan pada keyakinan bahwa alam
semesta beserta isinya diciptakan, dipelihara dan dipralina (dilebur)
oleh Tuhan sebagai Tri Murti (Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa) yang
mempunyai kekuatan Tri Kona yakni upeti (penciptaan) oleh dewa Brahma,
setiti (pemelihara) oleh Dewa Wisnu, dan pralina (pelebur) oleh dewa
Siwa. Siklus lahir (upeti), hidup (setiti), dan pralina (mati) terus
berjalan (reinkarnasi/punarbawa) hingga ciptaan kembali menyatu dengan
penciptanya. Berbagai konsep lain yang mendukung tri hita karana antara
lain: Catur Marga/Yoga, Dewata Nawa Sanga, Dewi-Dewi sebagai sakti dari
Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa (seperti Dewi Saraswati, Dewi Uma/Sri, dan
Dewi Parwati), Panca Sarada (kepercayaan terhadap Tuhan, atman, karma
pala, samsara, dan moksa), tiga kerangka dasar masyarakat Bali Hindu
(tatwa, susila, upakara), Tat wam Asi, Tri Kaya Parisuda, dan Catur
Purusartha. Sukardana (2010) lebih jauh menjabarkan keterkaitan ketiga
kerangka dasar tersebut terhadap hampir semua konsep penataan kehidupan
masyarakat Bali Hindu.
Penerapan Tri Hita Karana.
- Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu sebagai berikut
- Hubungan antara manusia dengan Tuhannya yang diwujudkan dengan Dewa yadnya.
- Hubungan manusia dengan alam lingkungannya yang diwujudkan dengan Bhuta yadnya.
- Hubungan antara manusia dengan sesamanya diwujudkan dengan Pitra, Resi, Manusia Yadnya.
TRI HITA KARANA
Tri Hita Karana terdiri dari :
- Parahyangan
- Pawongan
- Palemahan
1. Parhyangan
Parahyangan
adalah hubungan harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa
/ Brahman sang pencipta / Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai Umat beragama
atas dasar konsep theology yang diyakininya khususnya Umat Hindu yang
pertama harus dilakukan adalah bagaimana berusaha untuk berhubungan
dengan Sang Pencipta melalui kerja keras sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Untuk hal ini ditempuh dengan Catur Marga yaitu empat jalan
menuju Sang Pencipta yakni :
- Karma Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk berbuat semaksimal mungkin untuk kepentingan orang banyak atau dirinya sendiri berada dalam lingkungan itu. Apa yang dikerjakannya tersebut di landasi dengan rasa tulus iklas dan tanpa pamrih. Yang dapat diperbuat dan mempunyai nilai spiritual yang tinggi adalah membangun dan membantu pembangunan tempat-tempat ibadah baik melalui memberikan dana punya ( memberikan sumbangan berupa uang atau bahan-bahan bangunan ), sehingga dapat memperlancar kegiatan pembangunan tempat-tempat ibadah tersebut dan terwujud dengan baik serta dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya oleh Umat beragama untuk kegiatan Keagamaan.
- Bhakti Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong Umat untuk tulus iklas mengabdi atas dasar kesadaran pengabdiaan, yang dimaksudkan disini adalah selain berbhakti kepada Hyang Widi Wasa (Tuhan) juga mengabdi untuk kepentingan masyarakat, Bangsa, dan Negara.
- Jnana Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk yang mempunyai kemampuan pemikiran – pemikiran yang cemerlang dan positif untuk disumbangkan secara sukarela dan tanpa imbalan untuk kepentingan masyarakat, bangsa dan Negara.
- Raja Yoga Marga merupakan suatu ajaran yang mendorong umat untuk selalu menghubungkan diri dengan Tuhan melalui kegiatan sembahyang, tapa ( mengikuti untuk tidak melanggar larangan/ pantangan ), brata ( mengendalikan diri ) dan semadi ( selalu menghubungkan diri dengan berpasrah diri kepada Tuhan melalui berjapa/jikir ).
2. Pawongan
Pawongan adalah hubungan harmonis antara sesama umat manusia. Dalam hal
ini ditekankan agar sesama umat beragama untuk selalu mengadakan
komunikasi dan hubungan yang harmonis melalui kegiatan Sima Krama Dharma
Santhi / silahturahmi. Dan kegiatan ini dipandang penting dan strategis
mengingat bahwa umat manusia selalu hidup berdampingan dan tidak bisa
hidup sendirian. Oleh karena itu tali persahabatan dan persaudaraan
harus tetap terjalin dengan baik.
3. Palemahan
Palemahan adalah hubungan harmonis antara umat manusia dengan alam
lingkungannya. Ajaran ini menekankan kepada umat manusia untuk tetap
menjaga kelestarian lingkungan alam sekitar, sehingga terwujud
keharmonisan alam dan tetap terjaganya keseimbangan ekosistem. Untuk
mewujudkan keharmonisan dengan alam lingkungan, bentuk-bentuk nyata yang
dapat dipedomani dan dilaksanakan khususnya bagi Umat Hindu adalah
melalui pengamalan makna Tumpek Uduh, Tumpek Kandang dan Caru ( Bhuta
Yajna ) dengan berbagai tingkatannya. Semuanya itu merupakan suatu
tatanan yang mendasar serta mengandung konsep – konsep keseimbangan yang
pada intinya memberikan dorongan untuk menumbuh kembangkan rasa cinta
kasih kepada sesama dan alam lingkungan.
Tri
Hita Karana dan Tat Twam Asi adalah ajaran yang merupakan suatu konsep
untuk menciptakan keharmonisan hubungan yang meliputi hubungan manusia
dengan Tuhan, hubungan sesama umat manusia dan hubungan manusia dengan
alam lingkungannya.
Sumber : http://ngarayana.web.ugm.ac.id/category/hindu-menjawab/
2. Setan, musuh yang
tak dpt dikalahkan Tuhan atau sekutunya?
(T) : Apakah dalam agama Hindu ada setan?
(AH) : Tidak Jika Tuhan mahakuasa mengapa
Dia membiarkan setan ada?
(T) : Tuhan memang menciptakan setan untuk
menggoda manusia.
(AH) : Mengapa?
(T) : Agar manusia selalu ingat akan Tuhan,
dan meminta perlindungan kepada Tuhan.
(AH) : Kalau benar begitu, bukankan Tuhan
dpt dianggap bersekongkol dgn setan untuk mencelakakan manusia? Mirip seperti
keamanan pasar yg korup bersengkongkol dgn preman untuk menaku-nakuti para
pedagang, agar para pedagang terus meminta perlindungan kpda keamanan, tentu
saja dgn membayar uang keamanan
.
(T) : Jadi kalau manusia berbuat dosa
disebabkan karena apa?
(AH) :
Itu karena ketidaktahuan (avidya). Karena ketidak tahuan manusia memilih
melakukan tindakan yg salah. Kalau manusia memiliki pengetahuan (vidya) dia
akan menjadi orang yg bijaksana, dan orang bijak tdk akan mungkin melakukan
dosa
(T) : Tetapi bukankah di dlm agama Hindu jg diajarkan
adanya musuh-musuh?
(AH) :
Ya, tetapi musuh-musuh yg ada di dlm diri manusia sendiri, seperti sifat
sombong, angkuh, serakah,suka marah, iri benci, suka dgn kekerasaan dan semacam
itu. Kami tdk diajarkan untuk memusuhi orang / klompok lain brdasarkan ras,
suku maupun agama. Semua orang apapun
keyakinan, suku, bangsa atau ideologinya, adalah satu keluarga. Ini disebut
vasudaiva kutumbakam.
(T) : Bukankah di dlm agama-mu ada
butakala, yg ogoh-ogohnya diarak sehari
sebelum Nyepi. Apakah itu tidak sama dgn setan?
(AH) : Butakala itu adalah mahluk yg tarafnya di bawah
manusia, yg karena tdk memiliki akal, sering menjadi gangguan. Butakala bisa jg
sbagai lambang manusia yg tdk memiliki pengetahuan / avidya, sering berbuat
salah. Untuk mahluk-mahluk ini hrus berusaha untuk meningkatkan harkat dan
martabat mereka. Kalau dilihat secara arti katanya, buta itu adalah alam, kala
adalah waktu. Jadi manusia harus memandang alam dan waktu bkn sbagai musuh
tetapi sbgai sahabat agar hidup kita di dunia ini harmonis dan berguna.
3. KASTA
(T) : Apa sih kastamu?
(AH) : Aku tdk punya kasta!
(T) : bukankah didlm agama Hindu ada ajaran
tentang kasta?
(AH) : Tidak! Kata “kasta” sendiri berasal
dari bahasa portugis, perbedaan kelas berdasarkan keturunan. Di dlm setiap
bangsa ada kelas bangsawan dan kelas rakyat biasa. Di dlm agama Hindu tdk ada
kasta, yg ada adalah “warna” peneglopokan orang berdasarkan bakat and
kemampuannya. Misalnya mereka mempunyai bakat atau kemampuan di bidang
keagamaan disebut kaum brahmana, yg mempunyai bakat dan kemapuan di bidang
pemerintahan dan militer disebut ksatriya, yg mempunyai bakat di bidang usaha
dan pertanian disebut waisya, yg mmpunyai kemampuan di bidang pelayanan disebut
sudra.
(T) : Apakah anak seorang sudra bisa jadi brahmana?
(AH) : Mengapa tdk? Anak seorang pelayan,
bisa jadi ahli dan bahkan guru Weda seperti did lm kisah Satyakama. Ia adalah
anak Jabala, seorang perempuan pelayan warung. Tetapi karna tekad dan
ketekunannya, Satyakama menjadi ahli Weda, bisa jadi professor, bisa jadi
jenderal atau pengusaha atau pendeta. Demikian pula sebaliknya anak seorang
pendeta bisa jadi pedagang, bisa jadi petani.
(T) : Apa itu hanya teori?
(AH) : Tidak. Di India modern seorang
keturunan dalit, bisa menjadi perdana menteri atau presiden. Di dlm
masyarakat Hindu di Indonesia,
contoh-contoh seperti itu bkn satu pengecualian, artinya contohnya sudah tak
terhitung lagi. Sebetulnya profesi / pekerjaan karena keturunan banyak segi
positifnya.
(T) : Misalnya?
(AH) : Seorang tukang arloji yg mewarisi proffesi atau bisnis
keluarga yg telah dijalankan turun temurun, merupakn jaminan mutu, karena
merupakan akumulasi dr keahlian. Itu sebabnya perusahaan-perusahaan keluarga
sering mengiklankan pendirinya yg sudah hidup lebih dahulu. Tetapi untuk
jabatan public memang tdk baik. Karena kalau perusahaan keluarga, resikonya
hanya ditanggung oleh keluarga itu sendiri. Sedangkan jabatan public, resikonya
ditanggung oleh masyarakat banyak.
(T) : Tetapi kan lebih banyak agama kami,
karena kami tdk mengenal kelas.
(AH) : Di agama anda, kawan, ada pembagian
orang beriman lawan orang kafir. Ini adalah penggolongan atau kelas yg jauh
lebih berbahaya, karena ada perintah agar orang beriman menaklukan atau
memusnahkan orang kafir. Dan ajaran ini telah membawa penderitaan bagi jutaan manusia sepanjang sejarah. Ini adalah
apartheid agama. Bila apartheid politik di Afrika, berkat perjuangan Nelson
Mandela, yg terinspirasi oleh metode perjuangan non-kekerasan oleh Mahatma
Gandhi, ini justru masih dianggap suci (artinya tdk terdapat kekerasaan dan
penyiksaaan)
4. Kafir dan penyembah berhala
(T) : Kamu orang Hidu kamu orang kafir
(AH) :Apaan sih artinya kafir?
(T) : Kafir artinya, orang yg tdk percaya
atau tdk beriman kpda Tuhanku, nabiku dan kitab suciku. Orang kafir adalah
musuh Allah.*
(AH) : Memang saya tdk percaya kpda Tuhanmu,
nabimu dan kitab sucimu. Tapi saya percaya dgn Sang Hyang Widhi, percaya dgn
Weda, percaya dgn para maharsi. Saya sembahyang agama saya memiliki ajaran etika
dan moral yg baik. Tetapi sekalipun kamu tdk prcaya kpda apa yg saya percayai
saya tdk menyebut kamu kafir atau sebutan sehina itu.
(T) : Mengapa?
(AH)
: Karena saya diajarkan untuk berfikir, berkata dan
berbuat baik. Saya diajarkan agar tdk menghina orang lain, agar tdk merendahkan
agama orang lain. Ajaran itu namanya Tri Kaya Parisuda. Apakah di agama-mu
diajarkan Tri Kaya Parisuda? Kamu harus berhati-hati menuduh orang lain dgn
sebutan merendahkan atau yg bernada kekerasan
.
(T) : Kenapa?
(AH) : Karena kata-kata yg mengandung
kekerasaan atau kebencian, selangkah lagi bisa melahirkan tindakan kekerasan.
(T) : Kamu menyembah berhala . Memuja patung.
(AH) : Manusia adalah mahluk yg menggemari
symbol. Negara kita dan lembaga – lembaga memiliki banyak symbol. Negara kita
misalnya memiliki bendera yg berwarna merah dan putih yg kita hormati. Yang
kita hormati bkn 2 lembar kain berwarna merah dan putih yg dijahit jadi
bendera, tetapi negara kita yg
disimbolkan oleh Sang Dwi Warna. Dan bendera merah putih ada di setiap kantor.
Patung gambar atau pratima, adalah symbol, lambang. IA hanyalah symbol,
lambang. Ia hanyalah alat bantu untuk konsentrasi.
Kamu kan juga sembahyang menghadap kaabah, apakah itu
berarti kamu menyembah kaabah? Waktu naik haji kamu mencium-cium batu hitam
(hajar aswad) yg ada lobang di tengah-tengahnya, apakah berarti kamu menyembah
batu hitam itu? Di gereja jg ada lambang salib di mana tubuh Yesus yg sudah jadi mayat dipaku
mengelayut. Buaknkah ini lambang yg seram dan suram? Di gereja Katolik jg
banyak
patung santo, orang suci dan Maria.
5. Agama Bumi dan Agama Langit
(T) : Kawan agamamu, adalah agama Bumi,
sedangkan agamaku adalah agama samawi?
(AH) : Apa maksudnya agama bumi dan agama
samawi
(T) : Agama Bumi / agama budaya, artinya
kitab sucimu agamamu buatan manusia. Sedangkan agama samawi artinya kitab suci
agama ku dibuat Tuhan Samawi artinya langit.
(AH) : Jadi kitab sucimu agamamu dicetak di langit?
(T) : Bukan dicetak dilangit. Tetapi isi
kitab suci agamaku merupakan wahyu Tuhan yg bermukim di langit ke tujuh,
disampaikan oleh malaikat kpda nabiku. (Menurut Kristen kitab suci itu ditulis
oleh banyak pengarang yg mendapat inspirasi dari Tuhan).
(AH) : Kalau kitab suciku yg banyak jumlahnya
itu diperoleh dgn 2 cara. Yang pertama, ditemukan, dilihat atau didengar oleh
para maharsi ketika jiwa mereka bersatu dgn Tuhan, dlm agama Hindu ini disebut
Samadhi / Anubhava. Cara kedua, adalah Tuhan sendiri menjelma ke Bumi sbagai
manusia, disebut Avatara, dan menyampaikan ajarannnya scara langsung kpda
manusia, sperti Krishna yg lahir ke dunia dan menyampaikan ajarannyanya scra
langsung kpda manusia sperti Krishna yg lahir ke dunia dan menyampaikan
ajarannyanya langsung kpda arjuna. Jadi rantara atau melalui ilham tetapi scara
lngsung diperoleh dr sumbernya yaitu Tuhan sendiri, yg dlm agamaku disebut
Brahman. Atau diajarkan secara langsung oleh Tuhan sebagai Avatara kpda
manusia.
(T) : Tentu saja kitab suciku lebih baik,
lebih asli.
(AH) : Itu
kan keyakinanmu. Tetapi kenapa kitab sucimu yg katanya diturunkan dari Tuhan di
langit, terdapat bnyak kesalahan, sperti
misalnya dikatakan bumi ini datar seperti hamparan tikar, pdhal bumi ini bundar ; atau matahari mengelilingi bumi,
pdhal bumi yg mengelilingi matahari sambil berputar pd orbitnya. Jika betul
kitab sucimu sepenuhnya buatan Tuhan, harusnya tdk ada ksalahan sedikitpun.
Disamping itu kitab sucimu jg penuh berisi ancaman, kutukan, kata-kata
kebencian dan kekerasan? Kata-kata semacam itu tdk ditemukan di dlm kitab suci
Hindu.
6. Tiga jenis agama
(T) : Jadi agama-mu juga agama langit?
(AH) : Aku tidak suka sebutan agama langit
itu
.
(T) : Kenapa?
(AH) : Pertama, nama agama langit itu
mengesankan bahwa Tuhan itu bersembunyi di langit. Menurut keyakinanku, seperti
sudah kujelaskan sebelumnya, Tuhan ada di mana-mana, termasuk di bumi ini,
tetapi tdk dapat dilihat oleh mata
jasmani kita, karena Tuhan bersifat rohani. Kedua, agama langit mengesankan
agama untuk para penghuni langit, bkn untuk manusia yang hidup di permukaan
bumi
.
(T) : Jadi agama-mu termasuk golongan agama
apa?
(AH) : Ada beberapa penggolongan agama. Ada yg
menggolongkan agama-agama sebagai (1) agama suku, seperti Shinto; (2) agama hukum,
seperti agama islam dan Yahudi ; (3) agama pembebasan seperti agama Hindu,
Buddha dan Kristen. Ada yg menggolongkan agama berdasarkan wilayah, seperti
rumpun Yahudi (skrang disebut agama-agama Abrahamik) seperti agama Yahudi,
Kristen, dan Islam, dan agama timur, seperti agama Hindu, Buddha, Jaina, Sikh,
Konghucu, Shinto dan Tao. Ada yang menggolongkan agama menjadi agama kenabian,
agama etnis dan agama universal, seperti yang dibuat oleh Prof Dr. Ramdas Lamb,
Associate Professor, Dept. of Religion, university of Hawaii
.
(T) : Coba Jelaskan ..
(AH) : Ada tiga jenis agama. Pertama, agama
kenabian, yaitu agama yang berpusat pada ajaran dan kehidupan seorang nabi. Di
dalam agama jenis ini kesetiaan kepada satu jenis pengajaran menjadi penting.
Kebenaran mereka adalah satu-satunya kebenaran dan harus diikuti. Ini adalah
jenis kesadaran yang ada di dalam Kekristenan dan Islam. Jika anda adalah orang
Kristen atau Islam anda baik dan akan pergi ke sorga tetapi semua yang lain
akan pergi ke neraka. Bagi orang Kristen atau Islam yang baik, Kekristenan atau
islam itu adalah lebih penting dibanding keluarga anda, dibanding komunitas
anda dan bahkan lebih penting dibanding Negara anda. Maka agama anda menjadi
lebih penting dibanding ibu bapak anda dan saudara anda. Anda dapat
meninggalkan setiap orang tetapi bukan Kekristenan atau Islam.
Jadi
dalam hal ini, toleransi kepada orang lain adalah jelek dan konsep tentang
toleransi tidak hadir. Ketika anda bertobat menjadi agama profetik macam ini
anda mendapatkan sikap bahwa anda mendapatkan sikap bahwa anda akan ke sorga
sedangkan yang lain akan ke neraka. Anda benar dan yang lain adalah salah. Ini
bisa
bahkan menjadikan anda sedikit sombong.”
(T) : Jenis kedua?
(AH) : Tipe yang kedua adalah agama etnik.
Agama macam ini didasarkan pada suatu kelompok orang. Jika anda tidak menjadi
milik etnisitas itu anda tidak bisa jadi bagian dari agama itu. Sebagai contoh
jika anda bukan orang Jepang anda tidak bisa menjadi seorang Shinto. Jadi ini adalah
suatu konsep yang sangat kecil tentang agama. Agama macam ini sangat diikat
oleh genetika.
(T) : Jenis ketiga?
(AH) : Tipe yg ketiga adalah salah satu dari
agama universal dan Hindu adalah salah satu dari agama universal atau agama
dunia utama. Hindu adalah agama non-konversi trbesar. Ini adalah agama yang
tidak melakukan proselitasi. Ketika anda menjadi seorang penganut suatu agama
universal, anda mendapat kesadaran. Tujuan dr agama universal adalah untuk
memperluas kesadaran. Maka kita bertumbuh dan kita menambahkan, kita tidak
mengurangi. Anda menambah kesadaran dan menambah keawasan.
(T): Apa sih artinya?
(AH) : Artinya agama universal itu mengajarkan
tiap manusia adalah satu jiwa dan jiwa tidak mempunyanyi batasan apapun. Oleh
karena itu otak anda tidak diikat oleh
batas-batas apapun
Menurutku,
agama kenabian itu, sebenarnya agama tribal (suku) yang diglobalkan dengan
kekerasan. Kenapa? Karena agama ini menghancurkan budaya-budaya religious asli
dan digantikan dengan budaya suku dari mana nabi itu berasal. Sedangkan agama
universal memelihara budaya yang sudah ada dan hidup dlm jiwa dr setiap pemeluk
agama ini. Karena itu agama universal memelihara keberagaman
*Tambahan seperti pelaksanaan sembahyang di Bali /
Indonesia berbeda dengan di India berbeda pula di Luar negeri disesuaikan
dengan budaya kita masing-masing tanpa pemaksaan tp satu tujuan.
Catatan : Robert Z. Zaecher, sejarahwan agama terkemuka
Inggris mengatakan “Di dalam keluarga agama-agama, Agama Hindu adalah seorang
Ibu bijaksana yg mengetahui semuanya. Pustaka sucinya, Weda, menyatakan,
‘Kebenaran adalah satu, tetapi orang-orang bijaksana menyebutnya dengan
nama-nama berbeda.’ Seandainya Islam, dan semua kitab suci agama monoteis
lainnya, telah mempelajari pelajaran itu, semua sejarah mengerikan dari
perang-perang agama (yg mereka lakukan) mungkin telah dapat dihindarkan. Di
mana agama yg lain mempunyai Tuhan berkata, seperti Krishna di dalam Bhahgavad
Gita, ‘ Semua jalan menuju kepada-Ku.’”
Ia
menyesal bahwa : “seandainya Gereja mempunyai pemahaman untuk mengizinkan
begitu banyak pendekatan kepada Tuhan, betapa akan lebih waras sejarahnya!”
7. Manusia Pertama
(T) : Di dalam agamaku manusia pertama adalah
Adam atau nabi Adam. Siapa manusia pertama menurut agama Hindu?
(AH) : Kami tidak tahu siapa , manusia pertama
di dalam agama Hindu.
(T) : Kenapa?
(AH) Karena agama Hindu percaya bahwa alam semesta ini
diciptakan secara evolusi. Dalam Taitirinya Upanisad, dikatakan bahwa ether
(akhasa) dating dari Atman, udara, dari ehther, api dari udara, air dari api,
dan bumi dari air. Tumbuhan dari bumi, makanan dari tumbuhan, dan manusia dari
makanan. Memang tidak sama dengan teori evolusinya Darwin, yang bersifat
materi. Tetapi kedua teori evolusi ini meliliki kemiripan, bahwa alam semesta
serta isinya diciptakan dan berkembang secara perlahan. Bukan diciptakan dalam
enam hari seperti kitab suci anda. Lagi pula menurut saya Adam adalah semacam
legenda dari bangsa Yahudi bukan suatu kisah sejarah atau kisah sebenarnya.
(T) : Mengapa demikian ?
(AH) : Di dalam kitab sucimu dikatakan,
setelah menciptakan Adam dari tanah liat, Tuhan menciptakan Eva (Hawa) dari
salah satu tulang rusuk Adam. Tuhan menempatkan mereka di taman Edden. Karena
mereka memakan buah pohon pengetahuan, Tuhan marah dan mengusir mereka dari
sorga ke bumi. Di bumi mereka mempunyai dua anak laki-lak, Abil dan Cain.
Setelah kedua anak laki-laki ini dewasa mereka kawin dengan dua anak perempuan.
Nah siapa kedua anak perempuan ini? Pastilah anak dari orang tua yang sebaya
dengan Adam dan Eva (Hawa). Jadi, Adam bukanlah manusia pertama, karena di
samping ternyata dia sudah ada orang lain yang menjadi besannya, atau mertua anak-anaknya.
Kawan, di AS, ajaran tentang penciptaan alam semesta 6 hari (kreasionis)
dilarang diajarkan di sekolah-sekolah. Yang boleh diajarkan hanyalah penciptaan
alam semesta menurut teori evolusi.
(T) : Menurut agamaku, manusia dibuat dari
tanah liat, dari debu padang pasir dari air kotor. Menurut Hindu dari apakah
manusia dibuat?
(AH) : Di dalam agamaku manusia dibuat dari
dua unsure yaitu materi (prakerti) dan jiwa (purusa). Bukan dari bahan hina.
Jadi menurut agamaku manusia pada intinya adalah suci, bukan dosa atau budak
Catatan :
Sir Monier-Williams, ahli tentang India (Indolog) dan
penyusun kamus Sansekerta Inggris yang paling lengkap mengatakan : “
Orang-orang Hindu, adalah pencipta evolusi, berabad-abad sebelum Darwi dan
dokrin Evolusi diterima oleh para ilmuan dewasa kini.”
8. Pralaya, bukan kiamat
(T) : Apakah di agamamu ada hari kiamat?
(AH) : Apakah si hari kiamat ?
(T) : Yaitu hari ketika Tuhan menghancurkan
seluruh alam semesta ini.
(AH): Mengapa Tuhan menghancurkan alam
semesta ciptaannya?
(T) : Karena dosa-dosa manusia, lalu Tuhan
marah besar dan menghancurkan alam semesta ini.
(AH) : Kan tidak mungkin semua manusia berbuat
dosa. Paling hanya bagian terkecil saja yg berbuat dosa, sebagian besar manusia
berbuat baik. Lagi pula kan manusia hanya menghuni bumi ini, salah satu planet
kecil dalam alam semesta. Mengapa Tuhan tmenghancurkan bumi saja, mengapa Dia
menghancurkan seluruh alam semsta yang demikian luas, dengan berbagai
planetnya?
(T) : Memang sudah ada ketentuan tentang hari
kiamat, supaya kemudian dilakukan pengadilan akhir. Jadi orang-orang yg sudah
meninggal ribuan tahun sebelumnya, dibangkitkan tubuhnya, untuk diadili dan
kemudian dari sini dikirim ke sorga atau neraka secara abadi. Jadi bagaimana,
apakah ada hari kiamat di dalam agamamu?
(AH) : Di dalam agama Hindu dikenal adanya
pralaya atau mahapralaya. Tetapi itu terjadi bukan karena Tuhan marah, tetapi
karena bumi atatu alam semesta ini mengikuiti hokum alam yg disebut “Rta”. Jadi
semua ciptaan, termasuk alam semesta, akan mengalami kelahiran perkembangan dan
akhirnya kematian.
(T) : Kapan pralaya itu akan terjadi, kawan?
(AH) : Menurut kitab suci kami, pralayaitu
terjadi setelah alam semesta ini berumur 4. 32 milyar tahun manusia. Ini
disebut satu siang Brahma. Jadi masih lama sekali. Setelah itu ada malam Brahma
selama 4. 32 milyar tahun di mana tidak ada ciptaan. Setelah itu baru ada lagi
penciptaan selama satu siang Brahma. Begitu seterusnya.
(T) : Wah panjang sekali perhitungan waktu di
dalam agamamu. Di dalam agamaku umur bumi sekarang ini sejak penciptaan dlm 6
hari menurut Torah, kitab suci agama Yahudi (Perjanjian Lama menurut agama
Kristen) hanya 5000 tahun.
(AH) : Menurut agamamu kapan kiamat akan
terjadi?
(T) : Tidak tahu, itu rahasia Tuhan. Hanya
dikatakan kiamat itu sudah dekat. Kiamat mengintip seperti pencuri di malam hari.
(AH) : Ya, aku dengar kiamat telah diramalkan sebanyak 16 kali
sejak 500 M. Tetapi semua ramalan itu tidak menjadi kenyataan. Tahun 2012 juga
diramalkan kiamat akan datang.
(T) : Menurut agama Hindu kapan pralaya akan
terjadi? Apakah tahun 2012 akan pralaya?
(AH) : Menurut perkiraan para ahli umur
semesta sekarang ini sekitar 15 milyar tahun.
Kalau satu siang Brahma lamanya adalah 4. 32 milyar tahun, maka pralaya
baru akan terjadi 4.17 milyar tahun lagi. Jadi tahun 2012 tidak aka nada
pralaya. Masih lama sekali pralaya akan terjadi. Tapi kita wajib memelihara
lingkungan supaya tetap hijau dan lestari
.
9. Sorga dan neraka
(T) : Kamu kan orang Hindu, kamu pasti masuk
neraka
(AH) : Bagaimana kamu tahu? Emangnya kamu
Tuhan?
(T) : Ya pasti, kamu kan kafir. Orang kafir musuh
Tuhan dan karena itu pasti masuk neraka.
(AH) : Jadi kalau saya masuk agamamu, saya
otomatis masuk sorga dan terhindar dari neraka?
(T) : Ya, pastilah.
(AH) : Sekalipun saya berbuat jahat seelah
masuk agamamu, saya tetap masuk sorga?
(T): Ya, itu sudah dijamin, kawan
(AH) : Jadi kalau seorang yang beriman sesuai
agamamu membunuh seorang yang sama imannya, keduannya masuk sorga? Si pembunuh
dan yang dibunuhsama-sama masuk sorga ? Si perampok? Si perampok dan yang
dirampok sama-sama masuk sorga, karena keduanya mengikuti agama yang sama? Lalu
dimana letak keadilan.
(T): Ya, katanya begitu. Manusia kan tidak
dapat menilai keadilan Tuhan. Jadi di dalam agamamu bagaimana?
(AH) : Di dalam agama saya, agama Hindu, yang
menentukan adalah tindakan. Siapa saja yang berbuat baik, akan selamat, hidup
bahagia didunia ini, di dunia kemudian. Siapa saja yang berbuat buruk, akan
menderita atau menjadi hina baik di dunia ini maupun dalam kelahirannya kemudian
(T) : Semua orang, tak terkecuali orang non
Hindu dapat masuk sorgamu asal berbuat baik?
(AH) : Ya. Kenapa tidak? Sorga menurut agamaku bersifat
rohani. Yang bersifat rohani adalah luas tanpa batas. Seluruh jiwa yang baik,
berapapun banyaknya, dapat tinggal di sana.
(T) : Bagaimana gambaran nerakamu?
(AH) : Di dalam kitab suci agamaku, soal
neraka hanya disebut sangat sedikit. Dari sekitar 25.000 mantra Weda, hanya
tiga yang bicara tentang neraka. Itupun samar saja, dikatakan neraka itu
sebagai tempat kegelapan yg dalam. Kenapa? Karena seorang yang berbuat buruk
selalu diberikan kesmpatan untuk lahir kembal. Kawan, bagaimana gambaran neraka
menurut agamamu?
(T) : Dalam kitab suciku, neraka digambarkan
secara jelas dan detil dengan berbagai macam siksaan yg mengerikan. Dan itu
sifatnya abadi. Jiak orang yg di neraka tubuhnya habis karena siksaa, maka ia
diberi tubuh baru agar terus merasakan pedihnya siksaan itu. INi berlangsung
selamanya atau abadi.
(AH) : Wah, mengerikan sekali, kejam sekali.
Kok Tuhan yg katanya MAha pengasih dan Maha penyayang senang melakukan
penyiksaan seperti itu ? Sadis sekali.
(T) : Memang begitu hukuman bagi orang
berdosa. Sebaliknya bagi yg beriman akan diberikan sorga tempat segala
kenikmatan.
(AH) : Maksudmu kenikmatan jasmani?
(AH) : Maksudmu kenikmatan jasmani?
(T) : Ya, berupa makanan yg enak jg banyak
istri, 72 bidadari yg terus perawan. Dan kaum laki-laki diberi kekuatan 100
kali laki-laki di bumi untuk berhubungan intim dgn istri-istrinya yg terus
perawan.
(AH): Jadi para penghuni sorga itu persis
manusia di dunia ini. Makan minum, melakukan hubungan seks? Apakah mereka juga
buang air besar dan kecil, dan melahirkan anak?
(T) : Tidak. Mereka tidak buang air
dan tidak punya anak. Pokoknya mereka bersenang-senang saja. Tidak ada
susahnya. Tidak repot buang air atau mengurus anak-anak. Di sorga juga para
penguhininya mnum minuman keras, tetapi tidak mabuk.
(AH) : Makan minum, tapi tidak buang air.
Melakukan hubungan seks tapi tidak punya anak. Minum minuman keras tapi tidak
mabuk. Kok bisa?
(T) : Itulah keajaiban sorga did lm agamaku.
Kalau tidak ada keajaiban itu, apa bedanya kehidupan di sorga dengan kehidupan
di bumi ini?
(AH) : Wah kok tujuan tertinggi di dalam
agamamu hanya untuk memuaskan nafsu tanpa batas ya? Itupun hanya untuk kaum
laki-laki. Bagaiman akan diberikan banyak laki-laki perjaka?
(T) : Hal itu tidak disebutkan. Malahan
dijelaskan kaum perempuan lebih banyak akan jadi penghuni neraka, karena mereka
lemah akalnya dan senang akan hal-hal duniawi. Lalu bagaimana gambaran sorga
menurut agamamu?
(AH) : Sorgaku adalah sorga rohani, bukan
sorga badan. Jadi kebahagiannya bukan karena semua nafsu jasmani dipenuhi tanpa
batas. Tetapi karena jiwa ada bersama Tuhan yg adalah sumber kebahagiaan. Kalau
diibaratkan kebahagiaan adalah terang, ketika kita di bawah matahari yg adalah
sumber cahaya dunia ini, tidak diperlukan lagi sumber cahaya lain lain seperti
listrik atatu lampu. Tuhan adalah Surya, sumber
terang, nur. Lagi pula tujuan tertinggi agama Hindu bukan sorga
.
terang, nur. Lagi pula tujuan tertinggi agama Hindu bukan sorga
.
(T) : Lalu apa tujuan tertinggi menurut agamamu?
(AH) : Sorga hanya tujuan antara. Tujuan
tertinggi menurut agamaku adalah moksha, persatuan jiwamanusia dengan Tuhan. Atau
manunggaling kawula lan gusti
.
.
Catatan.
Seorang
ayah yg membuat kamar khusus yg berisi berbagai alat music menyiksa anaknya yg
bersalah tanpa memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri, bukanlah ayah yang
pengasih dan penyayang, tetapi sebaliknya ayah yg kejam dan tanpa hati nurani.
Tuhan yg
mempunyai neraka di mana ia menghukum orang-orang berbuat salah, untuk
selama-lamanya, tanpa kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dlm kelahiran
berikutnya, bukan Tuhan yg Mahapengasih dan Mahapenyayang. Tetapi Tuhan yg
Mahakejam, dan psikopat karena menikmati penyiksaan dan penderitaan manusia.
Begitu
pula sebaliknya seorang ayah yg memberikan berbagai hadiah yg memuaskan segala
nafsu anaknya tanpa batas, karena si anak taat dan takut kepadanya, bukanlah
ayah yg bertanggung jawab. Karena ayah semacam ini tidak mendidik mental dan
moral anaknya.. Ayah ini telah membuat anaknya
menjadi manusia yg hanya memenuhi nafsu badaninya, seperti raksasa di dalam
agama Hindu. Tuhan yg member sorga semacam ini bukanlah Tuhan yg mengajarkan
manusia untuk mencapai tingkat moral dan spiritual tertinggi, tetapi sebaliknya
membenamkan manusia pada kubangan nafsu jasmani dlm kekosongan moral dan
spiritual
.
10. Karma dan reinkarnasi
(T) : Tadi kamu katakana orang Hindu masuk
sorga atau neraka karena tindakanya. Bukan karena iman atau keyakinan. Apakah
itu maksudnya hokum karma, yang sering aku dengar?
(AH) : Ya, benar, kawan. Di dalam kitab suciku
dikatakan “ sebagaimana perbuatannya, demikianlah manusia jadinya. Ia yang
berbuat baik, menjadi baik, ia yang berbuat buruk menjadi buruk. “ Jadi
tindakan kita yang menentukan keadaaan kita. Itulah yang menyebabkan perbedaan
terjadi di dunia ini, bahkan sejak seorang manusia lahir
.
(T) : Kalau menurut agamaku, itu disebabkan
oleh takdir. Jadi Tuhan telah menetukan takdir seorang manusia sejak ia berumur
4 bulan dalam kandunganibunya. Ketika Tuhan meniupkan roh ke dalam tubuh bayi
itu, Tuhan juga telah menentukan orang ini akan menjadi apa kelak. Apakah jadi
tukang becak atau jadi raja. BAhkan juga ditentukan orang itu akan menderita
dan nanti masuk neraka, atau anak itu akan jadi orang bahagia dan kelak ketika
mati masuk sorga
.
(AH) : Wah Tuhanmu sewenang-wenang sekali.
(T) : Tuhan kan mahakuasa
(AH) : Dan nanti setelah hari kiamat, akanada
hari pengadilan terakhir, di mana orang-orang yang telah memikul takdir itu
akan diadili?
(T) : Ya, benar
(AH) : Mengapa? Bukankah takdir Tuhan tidak
dapat diubah oleh manusia? Jiwa seseorang sudah ditakdirkan menjadi orang
jahat, ia pasti akan menjadi jahat, tidak dapat lain, karena itu sudah takdir.
Mengapa pada hari kiamat ia harus mengadili lagi, padahal ia hanya menjalankan
takdir Tuhan. Ibarat sepertinya seperti ini. Seorang pemain film ditugaskan
oleh sutradara sebagai tokoh jahat. Pemain ini dapat mendapat memerankan tokoh
jahat itu dengan baik. Film itu sukses. Tetapi kemudian, actor yang memainkan
tokoh protagonist ini diadili dan dihukum oleh sutradara. Lha ini kan aneh?
(T) : Tidak tahu saya. Itu kan rahasia Tuhan.
Aturan di dunia ini dan aturan di akhirat kan berbeda. Sekarang mengenai
reinkarnasi. Apakah manusia bisa lahir sebagai binatang.
(AH): Secara teoritis bisa saja. Misalnya
seorang manusia yang sangat jahat, katakanlah seperti Robot Gedek yang membunuh
puluhan ana-anak muda jalanan, dan memutilasi tubuh anak-anak tak berdosa itu.
Mungkin saja ia lahir sebagai binatang untuk kurun waktu, 10 atau 50 tahun.
Kemudian dia lahir lagi menjadi manusia untuk memperbaiki karmanya di masa
lalu. Ini kan jauh lebih baik dari pada dia dihukum selama-lamanya di neraka
yang amat kejam?
(T) : Tetapi mengapa manusia bertambah
banyak?
(AH) : Di dalam kitab suciku dikatakan jiwa
itu diandaikan seperti api. Setitik api bisa menyalakan banyak lampu. Bahkan
setitik api dapat membakar hutan yang sangat luas.
(T): Kalau manusia terus lahir berulang-ulang, apa
tujuan hidupnya?
(AH) : Tujuan akhir manusia adalah moksa,
persatuan jiwa dengan Tuhan, seperti telah kusebutkan sebelumnya. Dan
Moksatidak dapat dicapai dalam satu kali kehidupan yang singkat
.
11. Yang terakhir yang paling
sempurna?
(T) : Agama Hindu itu kan agama kuno, sudah
tidak cocok lagi di zaman sekarang, sedangkan agamaku adalah agama paling baru
dank arena itu paling sempurna. Ya, seperti mobil saja, model terbaru pastikan
yang terbaik
(AH) : Ya kalau mobil mungkin saja. Tetapi itupun
tergantung jenisnya. Sekedar menyebut contoh, mobil Mercedes buatan Jerman
sekalipun telah diproduksi jauh lebih dulu, tetap lebih baik dari buatan local,
karena mobil Mercedes terus memperbaharui mesin dan modelnya. LAgi pula agama
bukan mobil atau barang konsumsi lainnya. Agama adalah soal ajaran-ajaran
kebenaran. BIsa saja agama yang belakangan menrupakan tiruan yang keliru dari
agama terdahulu
.
(T) : Bagaimana bisa?
(AH) : Agamaku disebut “ Sanatana Dharma”,
kebenaran abadi. Agamaku mengajarkan ahimsa atau non-kekerasan. Sedangkan
agamamu banyak mengajarkan kebencia dan kekerasan. Agamaku mengajarkan bahwa
semua manusia bersaudara, wasudaiva
kutumbaka, sedangkan agamamu hanya mengajarkan persaudaraan antar umatmu
saja. Agamaku mengajarkan untuk mencintai semua orang, dan menganggap orang
lain sebagai saudara, karena jiwa di dalam diri setiap orang adalah sama, tat
twam asi; sedangkan agamamu mengajarkan apartheid antara orang beriman versus
orang kafir. Dan memerintahkan orang beriman menaklukan atau membinasakan orang
kafir. Jadi mana dari kedua ajaran itu yang lebih baik, yang lebih cocok dengan
zaman sekarang ini? Ajaran tentang non-kekerasan dan persaudaraan universal
atau ajaran tentang kebencian kekerasan dan permusuhan antar kelompok?
Ajaran-ajaran Hindu seperti karma, reinkarnasi, yoga, ahimsa, penghargaan terhadap
kemajemukan, penghormatan kepada perempuan dan alam, mulai diterima secara luas
di Barat
(T) : Aku tetap berbrinsip, agama yang paling
belakang adalah agama yang paling sempurna.
(AH) : Kalau begitu agama paling sempurna
adalah agama Sikh, Ahmadiah dan Bahai, karena ketiga agama ini adalah agama
yang lahir lebih belakang dari agamaku maupun agamamu
.
(T) : Itu kan agama bidah
(AH) :Itu namanya penilaian sepihak dan
sewenang-wenang. Mereka juga bisa mengatakan hal yang sama terhadap agamamu.
Tapi ukuran yang tak pentingapakah agama itu sempurna atau tidak, bukanlah
pertanyaan-pertanyaan dogmatis seperti itu. Agama itu seperti pohon. Apakah
pohon baik atau buruk, dilihat dari buahnya, bukan dari tulisan iklan yang
ditempel di batang pohon itu
.
(T) : Apa maksudmu?
(AH) : Buah dari agama adlah masyarakat yang
menganut agama itu. Baik atau buruknya satu agama itu. Baik atau buruknya satu
agama tergantung dari perilaku dan perilaku dan keadaan pemeluknya. JIka satu
agama dikatakan sempurna ukurannya adalah masyarakatnya.
Apakah
masyarakat pemeluk agama itu memiliki prestasi moral yang tinggi? Apakah
masyarakat pemeluk agama itu maju secara ekonomi, ilmu pengetahuan dan
teknologi? Apakah masyarakat itu menghargai hak-hak individu? Apakah masyarakat
pemeluk agama itu menghargai kaum perempuan? Apakah masyarakat pemeluk agama
itu menghargai hak-hak kaum minoritas, termasuk hak politik, social, dan
kebebasan beragama? Apakah masyarakat pemeluk agama itu menghargai martabat
yang lemah.
Kesempurnaan
suatu agama tidak ditandai dengan menghancurkan atau menaklukkan agama-agama
lain, melalui kekerasan, tekanan polotik atau bujukan ekonomi. Hal-hal semacam
ini justru menunjukkan ketidak sempurnaan suatu agama, dan bahwa tanpa itu,
agama ini sesungguhnya tidak memiliki sesuatu yang berharga dan menarik untuk
ditawarkan kepada manusia.
Ajaran
atau filsafat Hindu tersebar luas ke seluruh dunia, karena penerimaan setiap
orang secara sukarela. Sebagai contoh, keyakinan tentang karma, reinkarnasi,
praktik yoga, tidak pernah dijual dengan iming-imimng apalagi ancaman.
Catatan
Agama
seharusnya tidak mengajarkan kebencain atau permusuhan dengan membagi ke dalam
dua kubu yang berlawanan, antara orang kafir lawan orang beriman. Tetapi
sebaliknya seharusnya mengajarkan keselarsan, cinta kasih dan persahabatan
terhadap semua orang atau semua makhluk, seperti mantra Weda di bawah ini:
“ Semoga aku menghargai semua makluk dengan mata seorang
kawan. Dengan mata seorang kawan kami menghargai satu sama lain.” Yajur
Weda.36.31.
12. Maharsi, bukan
nabi.
(T) : Siapa nabi agama Hindu?
(AH) : Apa nabi itu?
(T) : Nabi adalah orang yang diangkat oleh TUhan sebagai utusan untuk menerima wahyu dan memberikan peringatan kepada umat manusia. NAbi adalah pemimpin agama, pemimpin Negara pemimpin militer. Nabi adalah panutan bagi umat manusia.
(T) : Nabi adalah orang yang diangkat oleh TUhan sebagai utusan untuk menerima wahyu dan memberikan peringatan kepada umat manusia. NAbi adalah pemimpin agama, pemimpin Negara pemimpin militer. Nabi adalah panutan bagi umat manusia.
(AH) : Kami tidak punya nabi, tapi kami punya
banyak maharsi.
(T) : Apa itu maharsi? Apa bedanya dengan
nabi?
(AH) Maharsi itu adalah orang bijaksana.
Mereka adalah orang yang melewati tahap
kehidupan sebagai pelajr (brahmacari) dan berumah tangga (grihasta) dengan
baik. Mereka sudah ada dalam tahap hidup wanaprasta (hidup di hutan) atau
sanyas, sebagai bhiksu pengembara. Mereka tidak terlibat lagi di dalam urusan
keluarga atau politik. JAdi mereka tidak ikut berperang, membagi hasil jarahan
menjual budak misalnya.
(T) : Lalu apa saja yang mereka kerjakan?
(AH) : Mereka sepenuhnya hidup untuk spiritual
atau kerohanian. Dan syarat untuk itu, mereka sebelumnya harus menjalankan
hidup yang sangat bermoral. Karena itu sangat jarang ada krikitk tentang
kehidupan para maharsi kami. Hampir tidak ada kontroversi tentang kehidupan
mereka. Walaupun demikian mereka tidak meminta agar kehidupannya ditiru secara
membuta. Mereka tidak inging dikultuskan. Yang penting adalah ajaran-ajarannya.
Jumlah orang-orang semacam ini banyak sekali dalam agama Hindu. Tetapi kami
tidak punya kewajiban merayakan hari lahir maupun kematiannya. Karena ketika
mereka meninggal, jiwa mereka telah menjadi satu dengan Tuhan.
(T) : Nabiku telah diramalkan di dalam kitab
sucimu. Oleh karena itu orang-orang Hindu harus masuk agamaku.
(AH) : Teman, itu tidak benar. Itu sudah
dibantah oleh banyak ahli agamaku. Di dalam Weda atau Sruti, kitab utama di
dalam agamaku, tidak ada soal ramal meramal. Agamaku bukan agama yang
didasarkan atas ramalan. Agamaku didasarkan atas pengalaman rohani nyata dari
para maharsi. Dan andaikata menurutmu ramalan itu benar, berarti kitab suciku
benar, dan oleh karena itu bukankah kamu yg seharusnya
masuk Hindu?
13. Anubhava, bukan wahyu
(T) : Siapa yang menerima wahyu kitab sucimu?
(AH) : Sudah kukatakan sebelumnya cara para
maharsi itu menemukan isi kitab suci adalah melalaui anubhava, bukan
disampaikan oleh seorang perantara atau melalui ilham.
Tetapi
didengar, dilihat, ditemukan secara langsung oleh para maharsi ketika mereka
dalam keadaan Samadhi, atau anubhava, atau diberikan secara langsung oleh Tuhan
sebagai avatara kepada manusia, seperti Bhagawad Gita
.
(T) : Lalu siapa nama para maharsi yang
menemukan isi Weda?
(AH) : Mantra-mantra dari keempat Weda yang
jumlahnya 25,000, diterima, dilihat atau didengar oleh 7 maharsi ketika mereka
dalam keadaan anubhava. Ketujuh maharsi itu adalah 1. Rsi Grtasamada; 2. Rsi
Wismamitra; 3.Rsi Wamadewa; 4.Rsi Atri; 5. Rsi Bharadwadja; 6.RSi Wasistha; 7.
Rsi Kanwa. Mantra-mantra itu kemudian dikodifikasikan oleh Maharsi Viyasa
dibantu 4 orang muridnya sehinggaa terbentuklah Catur Weda : Maharsi Pulaha
(Rig Weda), Maharsi Jaimini (Sama Weda),
Maharsi
Vaisampayana (Yajur Weda) dan Maharsi Sumantu (Atawa Weda)
(T) : Jadi kitab sucimu ditemukan oleh banyak
Maharsi? Wahyu dalam kitab suciku diterima oleh hanya seorang nabi.
(AH): Tapi kan nabimu mengaku sebagai penerus
dari nabi-nab sebelumnya. Artinya nabimu meneruskan karya-karya nabi
sebelumnya, termasuk ajaran yang disampaikan oleh mereka, yang terdapat dalam
kitab suci sebelumnya. Padahal orang Yahudi dan Kristen mengatakan para nabi
mereka tidak menerima wahyu, tetapi inspirasi, seperti seorang pengarang yang
menulis suatu sajak karena mendapat inspirasi dari keindahan alam atau
kecantikan seorang gadis misalnya.
Catatan:
Savepalli
Radhakrishnan, menulis: Peenyataan tentang pemilikan satu wahyu unik, dan
menolak diklasifikasikan sebagai satu dari antara yang banyak, menyebabkan
kerusakan atau kehancuran bagi manusia. Ia berbahaya baik di dalam motif maupun
akibatnya. Kebenaran itu diklam tidak hanya mutlak tetapi juga eksklusif.
Pendukung dari klaim ini tidak mengatakan “ini adalah jalan saya” tetapi
“inilah jalan satu-satunya jalan”. Kita menyanyangkan akibat-akibat jahat dari
fanatisme dan ketidakpercayaan, yang juga muncul dari rasa pemilikan kebenaran
eksklusif. Klaim dari kemutlakan eksklusif menhasilkan satu pernyataan iman
yangagresif, penindasan terhadap keyakinan lain, sikap mengadili terhadap agama
lain, dan upaya untuk memaksakannya kepada orang lain memalui sekolah,
pengadilan dan lain-lain. Sejarah member banyak bukti tentang orang-orang
beriman atau percaya akan suatu yang bersifat mutlak, apakah system
kepercayaaan mutlak, mengembangkan sikap tidak toleran.
Karl
Jaspers menulis: Bahaya lain adalah kecendrungan untuk membahayakan kehendak
Tuhan dapat diketahui secara pasti; ini menjadi sumber fanatisme. Banyak hal
mengerikan telah dilakukan di dunia telah dibenarkan oleh kehendak Tuhan. Kaum
fanatic gagal untuk mendengar banyak arti yang melekat di dalam setiap
pernyataan dari pengalaman mengenai
suara Tuhan. Setiap orang yang mengatakan mengetahui secara pasti apa yang
dikatakan dan dikehendaki oleh Tuhan, membuat Tuhan menjadi seorang manusia di
dalam dunia, di atas mana ia mengatur atau menentukan, dan demikian di atas
jalan menuju ketahyulan. Tetapi tidak ada klaim atau pembenaran duniawi dapat
didasarkan atas suara Tuhan.
Sementara
itu ALdous Huxley mengatakan: Karena orang-orang Kristen percaya bahwa hanya
ada satu avatara, sejarah Kristen telah dikotori oleh perang suci yang penuh
darah, perang-perang antar sekte, imperialism penyebaran agama, dibandingkan
dengan sejarah agama Hindu dan Buddha. Orang-orang timur memang memiliki sejarah
perang karena politik, tetapi karena mereka tidak mengkalim memiliki wahyu unik
yang eksklusif pada satu titik waktu tertentu, atau oeganisasi gereja suci,
mereka bersih dan terhindar dari melakukan pembunuhan missal atas nama agama
yang telah demikian sering terjadi di dalam sejarah Kristen.(Hal yang sama juga
berlaku untuk Islam, pen).
14. Mengapa agama Hindu berbeda-beda?
(T) : Mengapa agama Hindu berbeda-beda? Lain
di India lain di Indonesia?
(AH): Teman, baiklah saya jelaskan dulu
hakikat agama Hindu Agama Hindu terdiri
dari tiga bagian. Pertama adalah tattwa, yaitu bagian filosofis. Kedua susila,
yaitu bagian etika. Ketiga upacara, yaitu bagian ritual atau di agama lain
disebut ibadah. Bagian ritual atau di agama lain disebut ibadah. Bagian tattwa
dan susila sama bagi semua orang Hindu, apapun sekte, denominasinya
(sampradaya), dimanapun berada, karena bersumber dari pustaka suci yang sama, yaitu
weda. BAgian ketiga upakara atau upacaranya yang berbeda-beda.
(T): Mengapa upacaranya berbeda-beda? Bukannya
harusnya sama di semua tempat dan dalam semua sekte.
(AH): Bagian upacara, di dalam agama kami,
dianalogikan sebagai bagia kulit luar dari tattwa dan susila. Untuk bagian
upacara ini, upacara-upacara local yang sudah ada sebelum kedatangan agama Himdu,
tetap diijinkan dan dipelihara sepanjang esensinya tidak bertentangan dengan
Weda.
(T) :Mengapa?
(AH): Agar agama Hindu tetap membumi. Agar
orang-orang Hindu tetap berakar pada budaya aslinya. Sebab jika budaya
rreligius asli itu dihilangkan, maka orang Hindu akan tercabut dari budaya
aslinya. Ia munkin jadi orang saleh tetapi sekaligus menjadi orang asing. Ini
berbahaya. Karena manusia yang tercabut dari budayanya akan gamang, tidak
memiliki pegangan. Orang semacam ini mudah melakukan amuk, melakukan kekerasan.
Seperti ilalang kering karena dicabut dari akarnya dan kerna itu gampang
terbakar.
(T): Jadi kamu tidak mengikuti ritual semua
ritual Hindu di India?
(AH): Tidak. Di India sendiri ritual Hindu
itu berbeda antara satu sekte dengan sekte yang lain. Dan ini tidak menjadi
masalah. Disamping itu, kami juga tidak harus mengikuti semua budaya India.
Sekalipun agama kami sama, kami tidak ingin menggantikan budaya leluhur kami
dengan budaya India. Kami tetap mempertahankan budaya leluhur kami. Kami tetap
ingin memelihara budaya Indonesia. Kami tidak mengistimewakan orang India hanya
karena agama Hindu berasal dari India. Kami menganggap orang India sebagai
saudara yang sederajat.
(T) : Jadi ritual anda sifatnya lokal dong
(AH): Teman jangan lupa, ibadah seperti haji
atau natal itu dulunya juga bersifat lokal
(T): Apa maksudmu?
(AH): Ibadah haji itu dulunya ibadah orang
Rab asli sebelum lahirnya agama Islam, dari zaman yang kamu sebut zaman
jahilyah. Zaman kebodohan. Natal itu dulunya adalah upacara menghormati Dewa
Matahari dalam agama Romawi sebelum Kristen. Tapi kedua upacara local itu
kemuan dijadikan ritul resmi dari kedua agama itu.
(T): Tapi kan ritual dalam agama Hindu tidak
seragam?
(AH): Sebetulnya sekte-sekte di dalam Kristen
maupun Islam tidak selalu seragam. Dan seragam tidak harus berarti baik. Bisa
berarti buruk. Karena keseragaman sering kali mencekik kreatifitas dan
kebebasan. Di dalam agama Hindu kemajemukan itu diakui. Baik di dalam
penyebutan nama Tuhan, maupun di dalam cara pemujaan atau mencapai Tuhan.
(T) : Apa yang kamu maksud?
(AH): Sebetulnya sudah aku jelaskan dalam
diskusi sebelumnya, mengenai konsep Tuhan di dalam agama Hindu. Silahkan kamu
ingat-ingat lagi. Untuk menuju Tuhan, atau moksha, juga disediakan beberapa
cara atau jalan. Cara atau jalan ini disebut yoga. Bagi orang yang senang
bekerja, aktivis, disediakan jalan karma yoga., kerja tanpa mementingkan diri
sendiri. BAgi yang suka berpikir, merenung disediakan jalan jnana yoga, atau
jalan pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang Tuhan. BAgi yang memiliki rasa
cinta yang mendalam adda jalan bhakti yoga. Semua jalan ini benar, dan dapt
dipilih secara bebas oleh setiap orang sesuai dengan kemampuan dan
kecenderungannya. Karena prinsip inilah di dalam agama Hindu tidak ada bentrok,
konflik, apalagi perang antar sekte, seperti terjadi di agama-agama kalian.
(T): Apakah jalan atau yoga itu dapat
diartikan sebagai agamamu? Apakah semua agama sama?
(AH): Ini pertanyaan yang sulit. Tidak dapat
aku jawab dengan singkat dan sederhana. Untuk menjawab pertanyaan iniaku harus
mempelajari semua agama secara mendalam. Ini bukan pekerjaan yang mudah. Lebih
aman untuk dikatakan, agama-agama itu memiliki persamaan dan perbedaan.
(T): Misalnya? Bisa dijelaskan lebih lanjut?
(AH): Riitual-ritual, hokum-hukum bahkan
ajaran-ajaran pokok, dogma atau dokrin agama-agama itu berbeda-beda. Bahkan
tujuan akhir dari setiap agama juga berbeda-beda, seperti telah kta diskusikan
sebelumnya.
(T): Lalu apa persamaan dari agama-agama
itu?
(AH): Persamaannya bahwa semua agama
menjanjikan keselamatan bagi pengikutnya baik di dunia ini maupun di dunia sana
atau akhirat. Nah, keselamatan di dunia ini kita artikan selamat atau bebas
dari kemmiskinan, selamat atau bebas dari kebodohan, selamat atau bebas dari
ketakutan. Tujuan ini pasti sama bagi semua agama, dank arena itu ssetiap
pemeluk agama dapat bahkan sebagai warga negarawajib bekerja sama memajukan
pendidikan, ekonomi dan memperjuangkan hak-hak azasi manusia
(T): Kembali kepada ucapan “ Ekam Sat Vipra
Bahuda Wadanti”, Tat tvam asi” Wasudaiva Kutumbakam.” Apakah dari situ lahirnya
semboyan ‘Bhineka Tunggal Ika” yang menjadi lambang Negara kita?
(AH): Wah, bagus sekali kamu menanyakan itu.
Ya benar, kawan.
15. Hindu membelakangi dunia
(T): Agama Hindu mengajarkan manusia
membelakangi dunia
(AH): MAksudmu?
(T): Hindu mengajarkan orang untuk pergi ke
hutan bertapa, dengan meninggalkan keluarganya
(AH): Di dalam agama Hindu ada ajaran tentang
tahapan hidup manusia, yang disebut asrama atau catur asrama. Atau empat tahap
kehidupan. Tahap pertama, adalah brahmacari, yaitu tahap menuntut ilmu,
katakana lah dari umur 6 tahun sampai 25 tahun. Tahap yang kedua adalah
grihasta, atau tahap berumah tangga, berkarir membesarkan anak-anak; katakanlah
dari usia 25 tahun sampai usia 56 atau 60 tahun. Tahap ketiga, adalah
wanaprasta, ketika anak-anak semua sudah besardan berdiri sendiri, sepasang
suami istri, pergi ke hutan untuk melepaskan masalah-masalah duniawi dan mulai
memusatkan perhatian pada masalah-masalah rohani. Tahap terakhir adalah
sanyasin, misalnya ketika seseorang sudah mencapai usia 75 tahun keatas, hidup
sepenuhnya untuk kerohanian, melepaskan segala ikatan dunia, hidup sebagai
biksu pengembara. Tahapan ini menunjukan pembagian kehidupan logis bila
dikaitkan dengan tujuan manusia menurut agama
(T): Apakah seluruh tahapan hidup
itudijalankan oleh orang Hindu di Indonesia
(AH): Umumnya tahap hidup pertama dan kedua dijalankan
sepenuhnya. Tetapi tahap hidup ketiga dan keempat tidak dijalankan secara
literal, diambil semangatnya saja. Misalnya pada tahap ini orang-orang tua
menjadi pinandita atau pandita atau bergerak di bidang social dan keagamaan.
(T): Apa tujuan hidup menurut agama Hindu?
(AH): Ada empat tujuan hidup menurut agama
Hindu yang disebut (catur) purusarta. Yaitu pertama, dharma atau keberanan.
Kedua artha atau kekayaan. Ketiga kama, atau kesenangan. Keempat moksha,
persatuan jiwa manusia dengan Tuhan.Sebagian dari umur manusia dipergunakakn
untuk mencapai tujuan duniawi, seperti artha, harta kekayaan atau karir; dan
kama, kesenangan duniawi. Tetapi tujuan ini harus dicapai melalui dharma, atau
hidup bermoral.Sebagian dari umur selebihnya digunakan untuk mencapai tujuan
rohani yaitu moksha.
Ketika
tubuh dan pikiran manusia masih kuat, ia berjuang untuk mencapai tujuan-tujuan
duniawi. Ketika tubuh sudah muali lemah, perhatian ditujukan untuk memperkuat
kehidupan rohani. MAsak sudah umur 70 tahun misalnya masih sibuk mengejar artha
dan kama, mencari kekayaan atau kekuasaan atau malah kawin lagi dengan istri
yang jauh lebih muda. Jadi empat tahapan hidup (asrama) dan empat tujuan hidup
(purusharta) adalah konsep kehidupan yang paling ideal
(T): Mengapa kamu katakan demikian?
(AH): Agama-agama lain, terlalu banyak bicara
soal dunia setelah kematian, seperti sorga dan neraka. Tetapi sayangnya sorga
yang dijanjikan itu tidak ada bedanya dengan tujuan kama, kesenangan sensual di
dalam kehidupan di dunia ini, yaitu hidup yang sepenuhnya diisi dengan kegiatan
memuaskan nafsu badani tanpa batas.
16. Mengapa jarang membaca Weda?
(T): Kalau kitab sucimu adalah weda, mengapa
saya lihat kamu jarang baca weda?
(AH): Kitab suci kami bukan hanya Weda yang
empat itu, tetapi ada lagi kitab-kitab lain yang disebut Upanisad yang
banyaknya sekitar 108 kitab, bhagawad Gita dengan 700 sloka. Ada pula Itihasa,
yakni Ramayana dan Mahabharata, seetelah itu ada 18 Purana, kisah-kisah tentang makhluk suci. Lalu ada darsana,
tentang enam system filsafat. Karena banyaknya kitab-kitab itu, maka lebih
tepat disebut Pustaka suci. Dan itu tidak hanya mengenai tattwa, susila, dan
upacara, tetapi juga mengenai ilmu pengetahuan, seperti anatomi, matematika,
ilmu kedokteran, geografi dan banyak lagi.
(T): Bagaimana kamu mempelajari itu semua?
(AH): Tidak mungkin bagi manusia untuk mempelajari semua
itu dalam satu umur hidupnya.Tetapi kami tidak khawatir. Karena pokok-pokok
atau inti-inti dari semua ajaran dirumuskan dalam kalimat singkat yang mudah
dipahami, seperti misalnya Tri Kaya
Parisada, yaitu berpikir yang baik, berbicara yang baik dan berbuat baik. Tri Hita Karana, hubungan segitiga yang
menyebabkan kebahagiaan, seperti hubungan manusia dengan manusia, antara
manusia dengan Tuhan antara manusia dengan alam. Tat tvam asi, wasudaiva
kutumbakam, yang telah saya jelaskan sebelumnya. Dan masih banyak lagi. Di
dalam agama Hindu yang dipentingkan bukan menghafal ayat-ayatnya atau
mantra-mantra tetapi praktik di dalam kehidupan. Menurutmu apa sebenarnya
esensi beragama itu?
(T): Beribadah. Percaya, taat dan takut pada
Tuhan
(AH): Menurut agamaku, esensi agamaku, esensi beragama
itu, seperti dikatakan oleh Swami Vivekananda adalah “berbuat baik, menjadi
baik” (Do Good, Be Good).
17.Agama damai dan agama kekerasan
(T): Katanya agama Hindu agama damai
(AH): Benar demikian. Menurut para ahli
sejarah agama, tidak pernah ada konflik dengan kekerasan atau perang di antara
agama-agama di India.Di India ada beberapa agama, selain Hindu, seperti Jaina,
Buddha dan Sikh
(T): Mengapa bisa begitu?
(AH): Ada beberapa sebab, seperti telah
dijelaskan sebelumnya. Sekedar menyegarkan ingatan baiklah kuulani lagi.
Pertama, ada pengakuan bahwa Tuhan itu satu, tetapi disebut dengan berbagai
nama (Ekam sat vipra bahuda vadanti). Kedua, ada etika yang menyatakan jiwa
setia manusia adalah sama, jadi kalu menyakiti orang lain, sama dengan
menyakiti diri sendiri (tat tvam asi). Ketiga, ada konsep bahwa semua makhluk
adalah satu keluarga (vasudaiva kutumbakan). Keempat setiap sembahyang selalu
ditutup dengan ucapan “santi,santi,santi”, yang artinya damai di hati, damai
dibumi dan damai selalu. Jadi yang didoakan untuk damai disini, tidak hanya
diri sendiri, atau untuk orang Hindu saja, tetapi semua mahluk tanpa membedakan
suku, ras, atau agama.
(T): Tapi Ramayana dan Mahabharata berkisah
tentang perang yang kejam. JAdi agama Hindu juga mengajarkan kekerasa?
(AH): Agama Hindu tidak mengjarakan
kekerasan, tetapi mengaturnya
(T): Apa maksudnya?
(AH): Sekalipun ahimsa atau non-kekerasan
dikatakan sebagai paramadhara (keutamaan tertinggi, atau agama tertinggi),
pustaka suci Hindu tidak melupakan kebutuhan akan himsa(kekuatan atau kekerasan)
(T): Lho kok bisa begitu? Apakah itu tidak
bertentangan?
(AH):
Ahimsa atau non-kekerasaan, yang merupakan salah satu syarat utama untuk
kedamaian adalah ideal atau cita-cita yang menjadi tujuan tertinggi. Tetapi di
dalam kenyataan kehidupan di masyarakat ada orang-orang yang tidak mau mentaati
hokum misalnya ada yang mencuri, merampok dan membunuh. Untuk mencegah atau
menghukum mereka, kekuatan diperlukan. Memenjarakan seorang kriminal, adalah
kekerasan karena merampas kebebasannya. Tapi ini harus dilakukan untuk
melindungi masyarakat. Bila Negara diserang oleh musuh dari Negara kita. Tetapi
kekuatan itu hanya boleh digunakan oleh aparat pemerintah sesuai dengan
undang-undang yang berlaku. Jadi penggunaan kekuatan atau kekerasan justru
untuk menciptakan dan menjaga kedamaian
(T): Jadi tidak pernah ada perang antara
pemeluk Hindu dengan Buddha misalnya?
(AH): Menurut sejarah tidak pernah
(T): BUkankah ada perang antar orang Hindu
dan Buddha di Srilangka?
(AH): Itu bukan perang karena alas an agama.
Tetapi perang karena alasan politik. Orang-orang Tamil merasa diperlakukan
tidak adil oleh orang-orang Sinhala, dengan menggunakan bahasa Sinhala sebagai
bahasa resmi. Orang-orang Tamil tidak mempelajari bahasa Sinhala sehingga
mereka tersisih dari jabatan-jabatan pemerintahan. Yang saat itu mayoritas
orang Tamil beragama Hindu dan orang Sinhala mayoritas beragama Buddha
Sekali
lagi ini bukan perang karena motif atau alas an agama. Di dalam kedua agama
ini, Hindu dan Buddha, tidak dikenal adanya dokrin perang suci, seperti jihad
atau perang salib (crusade) untuk menyebarkan agama, atau untuk memerangi sekte
yang dianggap bidah. Jadi kekerasan untuk dan atas nama agama, dalam agama
Hindu maupun Buddha, tidak dikenal dan tidak diperbolehkan.
(T): Bukankah pernah ada perang Islam
melawan Hindu?
(AH): Menurut sejarah memang pernah ada
perang panjang antara Islam melawan Hindu. Ini karena orang-orang Islam menyerbu India untuk
menyebarkan agama sambil menjarah harta benda dan menghancurkan tempat-tempat
suci Hindu. Sekali lagi ini di dalam sejarah. Kita harus jujur terhadap sejarah
untuk tidak mengulanginya lagi.
(T): Bukankah sekarang masih ada perang
antara Islam melawan Indu di KAsmir?
(AH): Itu perang karena orang Kasmir yang
ingin lepas dari India, apakah untuk berdiri sebagai Negara sendiri atau
bergabung dengan Pakistan. India adlah Negara sekuler yang tidak berdasarkan
suatu agama. Di India terdapat orang Islam sekitar 150 juta orang. Tentu banyak
dari mereka yang jadi pejabat pemerintah dan tentara India. India pernah
mempunyai tiga orang presiden yang beragama Islam. Sekalipun yang memerintah
adalah perdana menteri. Sekarang perdana menteri India adalah porang beragama
Sikh
(T): Agamaku juga agama damai, agama yang
mengajarkan kedamaian
(AH): Teman, aku mau Tanya, dan kamu jangan
marah ya? Mengapa banyak sekali orang-orang dari agamamu ngebom atau melakukan
bom bunuh diri di tempat-tempat ramai, seperti di hotel, klub, bahkan di tempat
ibadah seperti gereja dan masjid dan juga di rumah sakit, yang menyebabkan
banyak orang-orang tak berdosa meninggal? Dari mana datangnya kekerasan itu?
(T): Mereka keliru menafsirkan arti perang
suci
(AH): Bukankah banyak dari mereka itu adalah
guru-guru agama yang mengerti bahasa dan isi dari kitab suci, sejarah suci dari
agama?
(T): Mereka terpengaruh paham radikal. Lagi
pula kekerasan atau terror itu terjadi tidak semata-mata karena alasan agama,
tetapi lebih banyak karena kemiskinan, ketidak adilan politik dan ekonomi
secara global.
(AH): Tetapi ketidakadilan adalah masalah
rumit, tergantung sudut pandang setiap pihak.Adil bagi satu pihak tidak adil
bagi pihak alin. Lagi pula kemiskinan
sudah ada dan akan terus ada sepanjang zaman. Bukankah sebaiknya pada zaman yang
sudah lebih beradab dewaas ini hal-hal itu diselesaikan dengan jalan damai,
dengan kerja keras, atau kalau ada konflik diselesaikan secara hokum bukan
dengan kekerasan?
Catatan :
Profesor Dr Sarlito Wirawan Sarwono, guru besar Psikologi
Sosial dari Universitas Indonesia dalam tulisannya “ Polisi Memberantas
Ideologi” mengutip hasil penelitian Prof Bambang Pranowo (UIN Jakarta) atas 993
murid SMP-SMA ( non madrasah, non perguruan Islam). Hasil penelitian itu
menunjukan bahwa 84,8 persen setuju syariat Islam diberlakukan di negeri ini
25,8 persen tidak setuju Pancasila, dan 48,9 persen bersedia ikut aksi
kekerasan terkait agama dan moral (menurut agama itu,pen). Sarlito
menyimpulkan, para siswa ini berideologi radikal ( mungkin sekelas Imam Samudra
yang merupakan otak bom Bali pada 12 Oktober 2002), teteapi perilakunya belum
radikal. Namun fakta tentang Muhammad Syarif (pelaku bom bunuh diri di masjid
Polresta Cirebon, Pepi Fernando (percobaan bom di gereja BSD, tangerang dan
penangkapan Densus 88 terhadap para tersangka teroris akhir-akhir ini (
termasuk murid-murid SMA di Kalten, pen) membuktikan bahwa diam-diam ideologi
radikal sudah menjadi tindakan radikal.(Kompas 2 Juli 2011)
Dari
mana para siswa SMP/SMA ini mendapat ideology radikal? PAsti dari para guru
agama mereka di sekolah, bila bukan dari orang tua di rumah atau kotbah di
tempat ibadah. LaSlu dari mana para guru agama ini mendapat ideologi radikal
yang mereka ajarkan kepada para murid mereka? Tidak mungkin mereka mengarang
atau berinovasi sendiri, karena inovasi sama dengan bidah atau heretic. Kalau
pola pengajaran mereka sama pastilah mereka memperolehnya satu sumber yang
sama, yaitu buku-buku teks, termasuk kitab-kitab suci.
Zuhairi
Misrawi, Intelektual muda Nahdlatul ulama dengan tegas menyatakan pesantren
sebagai tempat persemaian dan pembiakan (proliferasi) terorisme. ‘Meskipun
berbagai pihak membantah pesantren sebagai salah satu lembaga yang mendidik
kader-kader teroris, fakta yang mengemuka di Pesantren umar Bin Khatab
setidaknya mematahkan argument itu. BAhkan pesantren yang berada di NTB ini
tidak hanya mengajarkan paham terorisme, tetapi juga diduga membekali para
santri dengan teknik merakit bom.”
Zuhairi
Misrawi, selanjutnya mengingatkan berbagai pihak “agar memberi perhatian
terhadap fakta ini, sebelum Indonesia menjadi ladang subur terorisme seperti
Afganistan dan Pakistan,’ dua Negara yang mayoritas penduduknya beragama
islam.(Deradikalisasi Pesantren, kompas, Senin, 18 Juli 2011).
18. Hindu dan Ilmu pengetahuan
(T): Apakah Hindu cocok dengan ilmu pengetahuan?
Apa peranan Hindu dalam perkembangan sains?
(AH): Kata weda sendiri berasal dari kata
Vid, yang artinya pengetahuan. Melalui pengetahuan manusia memperoleh
keselamatan. Penderitaan disebabkan oleh ketidak-tahuan atau avidya, seperti
sudah kujelaskan dalam diskusi tentang karma dan reinkarnasi.Salah satu jalan
untuk mencapai Tuhan menurut agama
Hindu, adalah, janana yoga, jalan ilmu pengetahuan, disamping karma oga, dan
bhakti yoga seperti juga sudah aku jelaskan pada bagian lain dari diskusi ini.
Ini artinya secara tattva atau filosofis agama Hindu mengakui pentingnya ilmu
pengetahuan sebagai jalan keselamatan.
(T): Itu kan baru dari arti kata-kata.Apakah
agama Hindu memiliki ajaran yang sesuai dengan ilmu pengetahuan?
(AH): Di dalam agama Hindu dikatakan usia
alam semesta adalah satu hari dan satu malam Brahma yaitu selama 8.64 milyar
tahun, sementara di dalam agamamu umur alam semesta hanya dikatakan matahari
selama 5000 tahun. Di dalam Hindu dikatakan matahari tidak pernah tebenam,
tetapi hanya ada di balik bumi, yang menyebabkan siang di sisi itu dan malam di
balik bumi yang lain. Semntara di dalam agamamu matahari dikatakan beristirahat
di kolam lumpur pada malam hari, dan minta ijin Tuhan untuk terbit besok
harinya di timur. Di samping itu Hindu tidak pernah memusuhi atau menghukum
ilmuan, atau pengarang, melarang buku-buku atau membakar perpusatakaan seperti
yang dilakukan oleh agama-agama lain. Seperti telah kukatakan sebelumnya di
dalam pustaka suci hindu terdapat berbagai macam ilmu, seperti ilmu bahasa,
kedokteran, matematika, geometri, dll.
(T): Maksudku apakah ada orang Hindu yang
jadi penemu ilmu pengetahuan?
(AH): BAnyak! Aku sebut beberapa saja
1.
Aryabhatta (476 M) ahli astronomi dan matematikawan, pada usia 23 tahun dia
merumuskan proses perhitungan gerak palnet dan waktu matahari “Aryabhatiyam.”
Dia orang pertama yang menyatakan bumi itu bulat dan berputar pada porosnya 1000 tahun sebelum
Copernicus mempublikasikan teori heliosentris-nya.Ia yang menemukan perhitungan
Pi sampai empat decimal:3,1416 dan table sinus dalam trogonometri. Berabad-abad
kemudian, pada 825 M, Ahli matematika Arab Mohammed Ibna mengakui nilai Pi
ditemukan oleh orang India. Orang India yang menemukan angka “nol”.
2.
Bhaskaracharya II(114-1183 M), ahli aljabar, aritmatika dan geometri. Karyanya
yang terkenal adalah “Lilavati”, “BIjaganita”, “ Shiddhant Shiromani”,
“SuryaSiddhant”. Orang pertama yang menemukan gravitasi 500 tahun sebelum Sir
Isaac Newton.
3.Acharya
Kanada (600 SM), pendiri teori atom pertama, 2500 tahun sebelum John Dalton.
Sejarawan terkemuka T.N. Colebrook mengatakan, “ Dibandingkan dengan ilmuan
Eropa, Kanada dan ilmuan India lainnya adalah majikan global di bidang ini.
4 .Acharya
Bharadwaja (800 SM), pelopor teknologi penerbangan, karyanya: “Yantra
Sarvasva”,
5.Acharya
Kapila (300 SM), bapak kosmologi, pendiri filsafat Sankhya, beliau telah
membahas tuntas tentang jiwa, pikiran, ego
6.
Acharya Patanjali (200 SM), bapak dari system yoga, yang menulis secara ilmiah
tentang Yoga yang sekarang dipraktikkan oleh jutaan orang di dunia saat ini
7.Acharya
Susruta (600 SM), bapak ilmu bedah kedokteran dan ilmu anestesi, menulis
prosedur operasi pertama di “Sushrut Samhita”.
8.Acharya
Charaka (600 SM), bapak ilmu kedokteran, dalam bukunya “ Charak Samhita” ia menggambarkan
kualitas obat dan fungsi dari 100.000 tanaman herbal.
Catatan:
Banyaknya
ilmuan barat terkemuka termasuk pemenang hadiah nobel mengakui atau memuji
kesamaan dokrin-dokrin agama Hindu dengan ilmu pengetahuan. Beberapa di
antaranya adalah sbb:
Albert
Eisntein berkata: “Kita berhutang banyak kepada orang India yang mengajarkan
kita bagaimana menghitung, tanpa itu penemuan yangbermanfaat ilmiah tidak
mungkin dilakukan.”
Werner
Karl Heisenberg (1901-1976) seorang ahli ilmu fisika teoritis jerman,
salahseorang ilmuan terkemuka abad 20 dan pemenang hadiah nobel untuk fisika mengatakan : “Kesamaan yang
mengjutkan antara ilmu fisika masa kini dan pandangan dunia mistikisme Timur,
menandai sumbangan yang semakin meningkatkan para ilmuan timur di India, China,
Jepang.”
Jean-Sylvain
Bailly (1736-1793) seorang astronomi PPrancis menyatakan: “Perjalanan bintang
dihitung oleh orang-orang Hindu sebelum sekitar 4500 tahun bahkan berada satu
menit pun dari table Cassine dan Meyer
(digunakan di abad 19). Tabel-tabel India memberikan variasi yang sama dari
bulan sebagai yang ditemukan oleh Tycho
Brahe – suatu variasi tahunan sekolah Alexandria dan juga orang Arab yang
mengikuti kulkalasi-kulkalasi itu…” Sementara di dalam agama Islam
bintang-bintang dikatakan sebagai batu untuk melempar jin yang mengintip
pembicaraan para penghuni sorga.
Masih
banyak para ilmuan Barat yang mengikuti ajaran Upanisad seperti Oppenheirmar,
Sagan, Capra, Carl Jung, Pierre dr Simon
Laplace, Nicola Tesla dan masih banyak lagi.
Huston
Smith (1919-) dilahirkan di China dari orang tua misionaris Metodis, seorang
filsuf, penulis paling fasih, sarjana agama termasyur yang mempraktekkan Hatta
Yoga. Ia telah mengajarkan si MIT (Machachuset Insitute of Tecnology) profesor
tamu pada university of california di Berkeley. Smith juga
telah memproduksi seri ceramah atau
siaran di tv PBS. Ia telah menulis berbagai buku, Science and Human Responsibility (Ilmu Pengetahuan dan Tnaggung
Jawab Manusia ), dan The Religions of Man (Agama agama manusia).Ia berkata
“Selagi Barat masih berpikir, barangkali, tentang 6,000 tahun usa alam semesta-
India telah memikirkan berbagai zaman dan beribu-ributahun dan galaksi-galaksi
sebanyak pasir dari Gangga.Alam semesta demikian luas sehingga astronomi (ilmu
perbintangan) modern terselip ke dalam pelukannya tanpa riak.”
19. Pembakaran mayat, pusat dan
ziarah
(T): Kok mayat orang Hindu dibakar?
Mengerikan sekali
(AH): Mayat itu kan badan yang sudah tidak
memiliki jiwa dan indria. Sama saja seperti materi lainnya, mayat itu tidak
merasa sakit, tidak merasa apapun. Kremasi itu tujuannya adalah mempercepat
kembalinya unsure-unsur materi badn yang disebut panca maha buta kembali ke
asalnya, yaitu unsur tanah, api, air, udara, dan akasa.
Jadi
dibakar atau ditanam kan tidak ada bedanya. Ditanam juga kan akan hancur
dimakan cacing.
(T) : Tapi kalau dibakar, bagaimana nanti
waktu hari kiamat? Siapa nanti yang akan dibangkitkan?
(AH): Apa bedanya dengan ditanam jika sudah
lama, kan badan juga hancur, jadi satu dengan tanah, dan dihisap oleh
pohon-pohon atau dijadikan keramik. Lagi pula agamaku tidak mengenal ajaran
kebangkitan tubuh.Karena yang abadi hanyalah jiwa. Sedangkan badan seperti
benda-benda materi lain tidak abadi. Materi itu tunduk pada hokum alam, lahir,
berkembang, menjadi tua lalu mati atau hancur. Hanya jiwa yang bebas dari hokum
itu.
(T): Di mana tempat ziarah Hindu?
(AH): Banyak sekali tempat-tempat ziarah atau
tirtayatra orang Hindu, baik di Indonesia maupun di India. Orang Hindu tidak
harus pergi ziarah ke India
(T): Bagaimana aturan puasa dalam agama
Hindu?
(AH): Kata puasa, berasal dari bahasa
sansekerta Upawasa. Secara umum puasa artinya menghindari makanan yang dimasak.
Makanan yang tidak dimasak seperti buah-buahan dan susu diijinkan.Namun, tidak
makan sama sekali, atau tidak makan apapun juga direkomendasikan bagi yang kuat
menahannya.
Bila
puasa dilakukan sebagai satu bagian prayascita atau pembersihan, dia dapat
dilakukan dalam 3 jenis: ekabhakta (makan hanya satu kalisiang hari), nakta
(makan hanya satu kali malam hari), dan ayacita (makan makanan yang dibawa
tanpa diminta)
Orang
tua dan orang lemah, pasien dan anak kecil tidak diharapkan berpuasa.
(T): Tapi puasa itu bagus untuk kesehatan
badan, dan juga untuk menyembuhkan penyakit.
(AH): Ya, puasa bagus untuk kesehatan badan.
Tetapi menurut ilmu kedokteran puasa yang terlalu lama tidak bagus untuk
kesehatan karena mengganggu metabolism tubuh. Kalau puasa menyembuhkan penyakit
mungkin tidak, atau saya ragu. Apakah puasa ada statistic yang menyatakan pada
waktu puasa orang ke rumah sakit berkurang? Lagi pula puasa terlalu lama
mengurangi produktivitas kerja, terutama bagi pekerja di sector produksi.
20. Sajen untuk makanan Tuhan?
(T): Kenapa umat Hindu menggunakan sesaji?
Apakah Tuhan lapar?
(AH): Pertanyaan yang sama juga diajukan,
mengapa anda sembahyang dengan begitu banyak gerak? Apakah Tuhan senang melihat
senam? He,he..jangan marah ya, kan ini dialog. Tuhan tidak lapar dan karena itu
tidak perlu makan.
(T): Kalau begitu untuk apa sajen itu?
(AH): Banten atau sesaji itu merupakan symbol
dari pengorbanan suci atau yadnya.Ada lima jenis yadnya di dalam agama Hindu,
yaitu yadnya kepada Tuhan (Dewa yadya),
kepada leluhur (Pitra yadnya), kepada orang suci (Rsi yadnya), kepada manusia
(Manusa yadnya), kepada mahluk yang ada di bawah manusia (Bhuta yadnya). Yadnya
ini adalah sebagai akibat daru hutang-hutang kita kepada mereka, yang telah
menyebabkan dan membantu hidup kita di dunia ini dengan caranya masing-masing.
Pengorbanan atau persembahan, dan ini betul-betul disimbolkan dengan
mengorbankan atau mempersembahkan sesuatu yang bersifat materi, yang bersifat
nyata.
Inilah
yang unik dari agama Hindu. Kami betul-betul mengorbankan harta benda, sebagai
ucapan terimakasih kepada semua yang telah membantu keberadaan kamidi dunia
ini.Kami percaya semua harta benda itu datang dari Tuhan.
Di dalam
Bhagawad Gita disebutkan, “mereka yang makan sebelum mempersembahkan kepadaKu
adalah pencuri.” Jadi sajen itu sebenarnya hanya tanda kita meminta ijin kepada
Tuhan untuk memakan hal-hal yang sebenarnya milik Tuhan. Tuhan tidak memakan
sajen itu, karena faktanya sajen itu tetap utuh. Makanan yang telah
dipersembahkan kepada Tuhan, lalu menjadi ‘prasadam’, makanan yang disucikan
dan dianugrahkan oleh Tuhan, kepada kita untuk kita makan. Kami tidak datang
kepada Tuhan dengan banyak permintaan tetapi dengan tangan hampa. Kami
mempersembahkan harta benda sekalipun yang kami minta dalam doa kami bukan hal-hal yang bersifat materi, atau
meminta sorga yang dipenuhi kesenangan jasmani atau sekedar terhindar dari
neraka yang kejam.
(T): Lalu apa yang kalian minta?
(AH): Yang terutama kami minta di dalam doa adalah agar kami memperoleh atau dapat melihat cahaya Tuhan. Inilah yang diucapkan di dalam Gayatri Mantra. Atau agar kami pergi menuju Tuhan. Atau agar Tuhan memasuki jiwa kami diberikan pengetahuan suci yang membuat kami menjadi orang bijaksana, yang dijauhkan dari sifat kebencian dan kecemburuan kepada orang lain. Atau kami medoakan agar semua mahluk bahagia, sehat, damai dan dijauhkan dari penderitaan. Ingat semua mahluk, bukan hanya manusia saja, apalagi hanya orang Hindu sajaa, tetapi semua mahluk.
(AH): Yang terutama kami minta di dalam doa adalah agar kami memperoleh atau dapat melihat cahaya Tuhan. Inilah yang diucapkan di dalam Gayatri Mantra. Atau agar kami pergi menuju Tuhan. Atau agar Tuhan memasuki jiwa kami diberikan pengetahuan suci yang membuat kami menjadi orang bijaksana, yang dijauhkan dari sifat kebencian dan kecemburuan kepada orang lain. Atau kami medoakan agar semua mahluk bahagia, sehat, damai dan dijauhkan dari penderitaan. Ingat semua mahluk, bukan hanya manusia saja, apalagi hanya orang Hindu sajaa, tetapi semua mahluk.
(T): Doamu terlalu luas. Kalau aku hanya
berdoa untuk orang-orang seagamaku saja. Kami tidak berdoa untuk orang beragama
lain, untuk orang kafir, karena itu dilarang oleh Tuhanku
(AH): Wawasanmu terlalu sempit kawan
(T): Kembali ke soal sajen, itu kan
pemborosan?
(AH): Setiap kegiatan keagamaan itu pasti ada
biaya, kalian juga kalau ziarah ke Jerusalem atau naik haji ke Mekkah juga
perlu biaya mahal. Orang kaya yang melaksanakan resepsi perkawinan dengan mewah
juga perlu biaya mahal. Ini tergantung masing-masing orang. Mau bikin upacara
sederhana atau mewah, tergantung kemampuan dan keinginan orang orang per orang.
Kalau aku sendiri lebih suka upacara yang sedehana
Catatan:
*”Semua burung terbang kearah pohon yang dimaksudkan
sebagai tempat tinggalnya, demikianlah semua ini pergi menuju Jiwa Tertinggi.”
(Prasna Upanisad iv.7) “Semoga aku memasuki Engkau sebagaimana Engkau adanya,
ya Tuhan. Semoga engkau, ya Tuhan,
memasuki aku..Semoga aku dimurnikan, ya Tuhan’. (Taittiriya Upanisad, i.4).
“Engkau adalah tempat istirahatku.” (Taittiriya Upanisad, i.4, Brihadaaranyaka
Upanisad.Iv.3.32).
** sarve bhawantu sukinah, Sarve santu nirmayah, Sarve
badrani pasyantu, ma kaschit dukha bhagbhavet. Om lokha samesta shukino
bhavantu. (Semoga semua hidup bahagia, semoga menikmati kesehatan yang baik,
semoga semua melihat keberuntungan,
semoga tidak ada yang mengalami kesedihan, semoga damai di mana-mana)
.
21. Kembang dan menyan untuk setan?
(T): Mengapa umat Hindu ketika bersembahyang
menggunakan kemenyan/dupa dan bunga? Itu kan seperti dukun. Itu persembahan
untuk setan
(AH): Mengapa semua yang harum (kemeyan) dan
indah (bunga) dipandang negative? Bila Tuhanmu tidak suka yang harum dan indah,
apa yang dia sukai?
Coba
anda ke Timur Tengah atau Mesir, ketika mereka mau kerja sengaja menggosokkan
aroma kemenyan-wangi wangian di pakainnya, begitu pula di Timur Tengah kamboja
sangat di senagi, malahan jadi penghias kantor, karena kamboja, adalah kembang
kedamian sebagai aroma terapi. Akhirnya mereka berasumsi kuburan ditanami bunga
kamboja agar arwah leluhurnya damai. Dupa di dalam upacara Hindu dianggap
sebagai symbol upasaksi, atau sang
penyaksi dari upacara yang diyakini symbol dari sinar sucinya Tuhan.
Ada
makna lain dari penggunaan bunga atau kembang dan menyan. Kembang untuk
mengembang-memekarkan yang ada di dalam bibitnya pikiran dan ide yang ada dalam
diri manusia. Kembang mengembang apa yang dikandung, ibu yang mengandung
mengembang bayiya.Bunga yang mekar akan merangsang pemekaran ekspresi, analisa,
kritik, agar tidak hanya taat buta, mendomba.
Menyan,
asep-menyan memberikan kita bau-bauan, seperti manusia memakai minyak wangi
atau parfum. Tapi yang tercium di sukma lain bentuk, isi, dan filosofinya. Di
gereja Katolik bau-bauan juga digunakan.
Ritual
di dalam agamaku menggunakan seluruh kemampuan ekspresi manusia.Ada seni
tari,seni suara, kidung-kidung, ukiran atau hiasan janur. Estetika adalah salah
satu sarana untuk menghaluskan budi pekerti atau etika.
Jangan
lupa nanti di surga para penghuni
surgamu akan mempunyai pedupaan yang dibuat dari kayu gahara.
Catatan
Keterangan
dari Abu Hurairah r.a: ia berkata: Rasululah saw bersabda : Golongan pertama
yang masuk surge bercahaya seperti cssahaya bulan punama. Lalu diikuti oleh
(golongan kedua) yang bercahaya sperti bintang yang sangat gemerlap di
langit;mereka tidak pernah buang air kecil atau air besa, tidak meludah dan
tidak membuang ingu. Sisir-sisir mereka terbuat dari emas, keringat mereka
berupa misik (minyak wangi yang sangat harum), pedupaan mereka dari kayu gahara. Istri-istri mereka adalah
bidadari yang cantik jelita.Ahlak mereka seperti ahlak seorang seperti ayahnya
(Nabi Adam) yaitu 60 (enam puluh) dzira di langit (Musttafaqun alaih).
Secara Logika Agama
seharusnya tidak mengajarkan kebencian atau permusuhan dengan membagi manusia
kedalam dua kubu yang berlawanan, antara orang kafir lawan orang beriman.
Tetapi sebaliknya agama seharusnya mengajarkan keselarasan, cinta kasih dan
persahabatan terhadap semua orang atau semua makhluk, seperti mantra Weda di
bawah ini:
"Bebas dari kebencian aku bawa kepadamu, keselarasan dan kebulatan suara. Cintailah satu sama lain, seperti sapi mencintai anaknya yang baru lahir."Atharva Weda. 3.27.
"Semoga kau menghargai semua makhluk dengan mata seorang kawan. Dengan mata seorang kawan kamu menghargai satu sama lain."Yajur Weda. 36.31.
"Bebas dari kebencian aku bawa kepadamu, keselarasan dan kebulatan suara. Cintailah satu sama lain, seperti sapi mencintai anaknya yang baru lahir."Atharva Weda. 3.27.
"Semoga kau menghargai semua makhluk dengan mata seorang kawan. Dengan mata seorang kawan kamu menghargai satu sama lain."Yajur Weda. 36.31.
Pesan saya : Walaupun kita
berbeda-beda tetapi kita harus bersatu seperti yang bertuliskan “BHINNEKA TUNGGAL IKA” . Tetaplah
berpegang teguh pada keyakinan & kepercayaanmu kawan apapun itu, karena itu
imanmu. Tapi tetaplah hargai setiap perbedaan diantara kita, supaya tidak terjadi perpecahan dan selalu damai. Agar
negara kita menjadi bangsa yang besar dan kuat dengan saling menghargai dan
menghormati.
kurang lengkap bro..
ReplyDeleteyang ayat2 dari agama lain itu mana broo??
ada yang kurang.. dan banyak sekali typo.. mohon diperbaiki..
ReplyDelete